Rabu 01 Mar 2023 11:52 WIB

Baru Listing, Saham Hillcon Melonjak hingga 6 Persen

Hillcon resmi mencatatkan sahamnya di BEI.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Aktivitas usaha PT Hillcon Tbk. Hillcon resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (1/3/2023).
Foto: istimewa
Aktivitas usaha PT Hillcon Tbk. Hillcon resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (1/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hillcon Tbk resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten dengan kode saham HILL ini melantai di pasar modal melalui mekanisme penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).

Saat debut, saham HILL langsung mendapat apresiasi dari pasar. HILL dibuka ke level 1.280 dan terus menguat hingga lebih dari enam persen. HILL melesat naik dari harga IPO yang ditawarkan di level 1.250 per saham.

Baca Juga

Direktur Utama HILL, Hersan Qiu, berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan pasca-IPO. "Kami optimistis HILL dapat menjadi perusahaan jasa pertambangan nikel terdepan dan turut berkontribusi dalam pengembangan industri nikel di Indonesia," kata Hersan, Rabu (1/3/2023).

Melalui IPO, HILL berhasil meraup dana senilai Rp 552,86 miliar. Perseroan menerbitkan 442,3 juta saham baru atau sebanyak 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan. 

IPO HILL telah menarik minat berbagai investor baik asing maupun domestik untuk berpartisipasi dengan penawaran umum perdana saham. Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak lima kali dengan total pemegang saham lebih dari 9 ribu investor. 

Hal ini mengindikasikan antusiasme dan optimisme investor pasar modal Indonesia terhadap masa depan perseroan. Perolehan dana dari IPO akan digunakan untuk mendukung perkembangan bisnis entitas anak perusahaan Perseroan yaitu PT Hillconjaya Sakti (HS).

Sekitar 55 persen dana hasil IPO digunakan untuk modal kerja terkait dengan biaya produksi penambangan, termasuk di antaranya biaya terkait bahan bakar, biaya overhead, pemeliharaan seluruh alat-alat berat. Sisanya 45 persen akan digunakan untuk belanja modal yang terdiri atas pembelian alat-alat untuk mendukung kegiatan operasional HS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement