REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga (PPN) Roberth Marcelino Verieza Dumatubun menyampaikan proses negosiasi B2B dengan SPBU swasta terus berjalan untuk menjaga kesinambungan pasokan BBM nasional. Ia menerangkan upaya ini sejalan dengan arahan pemerintah agar pemenuhan kebutuhan energi tetap terjaga di tengah meningkatnya permintaan.
Roberth mengatakan tahapan negosiasi dengan sejumlah badan usaha sudah berlangsung sejak penguatan kebijakan pemenuhan pasokan bagi SPBU swasta yang kehabisan kuota impor. Ia menjelaskan proses itu terkait erat dengan kesiapan stok harian yang kini dalam kondisi aman untuk mendukung kebutuhan masyarakat.
Ia menambahkan, pertimbangan bisnis membuat perusahaan tidak dapat membuka rincian volume stok. Fokus utama yang ditekankan ialah jaminan ketersediaan energi bagi konsumen melalui pola kerja sama terukur bersama badan usaha terkait.
“Kami Patra Niaga mengikuti apa yang sudah kemudian disampaikan oleh pemerintah,” ujar Roberth kepada awak media di Jakarta, Rabu (26/11/2025).
Tahap negosiasi sebelumnya mencakup kerja sama dengan Vivo, yang telah menyelesaikan proses administrasi dan komersial. Pengiriman BBM kepada jaringan SPBU mereka juga sudah terealisasi. Pada tahap pertama, Pertamina menyalurkan pasokan BBM kepada BP-AKR sebesar 100 ribu barel, jumlah yang sama juga disalurkan kepada Vivo.
Untuk tahapan berikutnya, Roberth menyebut pembahasan pemesanan kedua bersama APR (BP-AKR) sedang memasuki tahap akhir. Penyiapan rilis resmi terkait pemenuhan SPBU swasta menunggu publikasi kesiapan Satgas Pertamina yang sedang diproses. Ia menegaskan komitmen perusahaan untuk mendahulukan kepentingan publik dan memastikan pengecer energi tetap mendapatkan suplai yang dibutuhkan.
“Prinsipnya kami bantu, Pak. Kami bantu,” ucap Roberth.
BP-AKR sebelumnya menyampaikan pengadaan pasokan tahap dua bahan bakar BP 92 melalui kerja sama B2B dengan Pertamina Patra Niaga. Proses pengadaan dilakukan secara bertahap ke jaringan SPBU bp di Jabodetabek, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Perusahaan memastikan seluruh aspek tata kelola, spesifikasi teknis, dan standar kualitas terpenuhi dalam pengadaan tersebut.
Presiden Direktur BP-AKR Vanda Laura mengatakan kolaborasi itu memperkuat stabilitas layanan kepada konsumen. “Kedatangan pasokan base fuel RON 92 tahap kedua ini wujud komitmen jangka panjang menghadirkan bahan bakar berkualitas,” kata Vanda dalam keterangannya.
Proses pemulihan pasokan juga terjadi di jaringan SPBU Vivo sejak pertengahan November 2025. ExxonMobil hingga kini belum mengajukan permintaan pasokan karena masih memiliki ketersediaan BBM. Shell telah mengajukan pembelian kepada Pertamina, namun besaran volumenya masih menunggu penetapan.
“Kita tunggu saja (volume Shell),” ujar Laode saat memberikan keterangan di kesempatan berbeda.
Saat ini SPBU Shell menjadi jaringan swasta yang belum mencapai kesepakatan pembelian BBM dengan Pertamina Patra Niaga. Shell menyampaikan permohonan maaf atas gangguan pasokan dan memastikan upaya pemulihan terus dilakukan sambil menjaga standar keselamatan serta kualitas produk.