Jumat 21 Nov 2025 17:22 WIB

IHSG Melemah di Akhir Pekan, Sentimen The Fed Tekan Pasar

Data tenaga kerja AS dan ketegangan regional membuat investor berhati-hati.

Layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat pada senin pagi dibuka melemah 210,39 poin atau 2,69 persen ke posisi 7.620,10. Sedangkan pada penutupan IHSG masih berada zona merah ke posisi 7.736,06 atau ditutup merosot 1,21 persen dari level 7.830,49.
Foto: Republika/Prayogi
Layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat pada senin pagi dibuka melemah 210,39 poin atau 2,69 persen ke posisi 7.620,10. Sedangkan pada penutupan IHSG masih berada zona merah ke posisi 7.736,06 atau ditutup merosot 1,21 persen dari level 7.830,49.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (21/11/2025) sore ditutup melemah seiring meredupnya optimisme pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed. IHSG ditutup melemah 5,57 poin atau 0,07 persen ke posisi 8.414,35. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,34 poin atau 0,28 persen ke posisi 845,68.

"Pasar tampaknya berhati-hati dalam mengambil posisi baru seiring kejatuhan aksi jual di pasar Wall Street Amerika Serikat (AS), karena data pekerjaan gagal mengklarifikasi prospek suku bunga jangka pendek, sehingga harapan pelaku pasar terhadap pemotongan suku bunga pada Desember 2025 oleh The Fed meredup," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Data ketenagakerjaan AS yang lebih kuat dari perkiraan, menunjukkan penambahan 119.000 pekerjaan nonpertanian sepanjang September 2025, lebih dua kali lipat dari perkiraan kenaikan 50.000 pekerjaan.

Gubernur Fed Michael Barr mencatat bahwa The Fed harus berhati-hati dalam melanjutkan pemotongan suku bunga tambahan dengan inflasi yang masih di atas target.

Di sisi lain, tekanan lebih lanjut datang dari meningkatnya ketegangan antara China dan Jepang atas Taiwan, termasuk rencana Beijing untuk menangguhkan impor makanan laut Jepang.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement