REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan beberapa cara untuk mengurangi impor Liquified Petroleum Gas (LPG), dengan tetap menerapkan diversifikasi energi.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, perlu dilakukan kordinasi untuk menetapkan energi pengganti LPG bagi setiap wilayah, sehingga program untuk mengurangi impor LPG berjalan dengan baik.
"Jangan sampai bertumpuk-tumpuk, jadi yang diganti oleh listrik jangan diganti juga oleh gas bumi," kata Tutuka.
Menurut Tutuka, pengurangan impor LPG bisa dilakukan dengan beberapa cara, wilayah yang memiliki sumber gas atau dekat dengan sumber gas bisa mengganti LPG dengan gas bumi sebagai energi. Sedangkan untuk wilayah yang tidak terdapat sumber gas bisa dengan menggunakan kompor listrik.
"Kan ada sumber gas, ya kita pakai gas. kalau nggak ada sumber gas di kota-kota yang tidak ada sumber gas ya kita pake listrik," ujarnya.
Menurut Tutuka, gas bumi adalah energi yang bisa digunakan untuk apa saja dan harganya pun lebih murah, dengan dimanfaatkanya sumber gas yang ada didalam negeri maka akan memperkuat kemandirian energi.
"Dari banyaknya pemakaian gas itu lebih murah untuk mengahsilkan sesuatu, produktifitasnya naik, efisiensi naik, akan nambah. kalau kita pakai gas dan gambaran potensi yang banyak, estimasi kita 30 tahun masih bisa, " paparnya.