Kamis 17 Jul 2025 19:14 WIB

Impor LPG dari AS Direncanakan Naik Jadi 60 Persen

Indonesia telah sepakat untuk belanja energi AS senilai 15 miliar dolar AS.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Friska Yolandha
PT Pertamina (Persero) berencana untuk meningkatkan impor gas yang dicairkan (Liquefied Petroleum Gas/LPG) dari Amerika Serikat (AS) menjadi 60 persen dari total impor LPG.
Foto: PGN
PT Pertamina (Persero) berencana untuk meningkatkan impor gas yang dicairkan (Liquefied Petroleum Gas/LPG) dari Amerika Serikat (AS) menjadi 60 persen dari total impor LPG.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) berencana untuk meningkatkan impor gas yang dicairkan (Liquefied Petroleum Gas/LPG) dari Amerika Serikat (AS) menjadi 60 persen dari total impor LPG. Ini merupakan hasil dari negosiasi tarif resiprokal AS terhadap Indonesia.

“Porsi impor LPG dari Amerika Serikat Pertamina sudah cukup besar ya, 57 persen (per 2024), dan memang ada penjajakan untuk peningkatan ke 60 persen. Itu akan kami jajaki juga,” ucap Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso ketika ditemui di Jakarta, Kamis (17/7/2025).

Baca Juga

Meskipun demikian, Fadjar menyampaikan belum ada penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) ihwal peningkatan impor LPG dari Amerika Serikat.

MoU yang sudah ditandatangani oleh Pertamina dengan mitranya di Amerika Serikat adalah MoU untuk pembelian minyak mentah (crude).

“Ekspektasinya, (impor LPG) naik ke 60-an persen secara bertahap,” kata dia.

Fadjar menegaskan peningkatan impor LPG dari Amerika Serikat bukan berarti menambah jumlah volume LPG yang diimpor ke Indonesia, melainkan mengalihkan negara asal impor LPG ke Amerika Serikat.

Ia menjelaskan pengalihan impor dari negara lain ke Amerika Serikat akan memanfaatkan berakhirnya kontrak pengadaan LPG jangka pendek. Dalam pengadaan, lanjut dia, terdapat dua jenis kontrak, yakni kontrak jangka panjang dan kontrak jangka pendek.

“Nantinya, mungkin kontrak jangka pendek itulah yang akan kami sesuaikan,” ucap Fadjar.

Pernyataan tersebut terkait dengan tarif resiprokal AS terhadap Indonesia yang semula sebesar 32 persen, yang turun menjadi 19 persen.

Presiden AS Donald Trump menyatakan tarif impor senilai 19 persen akan diberlakukan terhadap produk-produk Indonesia yang masuk ke AS, berdasarkan negosiasi langsung yang dilakukannya dengan Presiden RI Prabowo Subianto.

Trump mengatakan Indonesia telah sepakat untuk belanja energi AS senilai 15 miliar dolar AS (sekitar Rp244 triliun), produk pertanian Amerika Serikat senilai 4,5 miliar dolar AS (sekitar Rp73,1 triliun), dan 50 jet Boeing.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement