REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menguji dua teknologi gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME). Teknologi pertama berasal dari China, sedangkan teknologi kedua merupakan hasil kolaborasi antara Korea Selatan dan Eropa.
“Sekarang kami lagi uji FS (feasibility study)-nya dengan teknologinya, tetapi ancang-ancangnya sudah ada dua, satu dari China, satu lagi gabungan antara Korea dan Eropa,” ucap Bahlil ketika ditemui di Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Hasil dari pengujian tersebut nantinya akan menentukan teknologi mana yang akan dipilih Indonesia untuk proyek hilirisasi batu bara.
Terkait kesiapan infrastruktur dalam negeri terhadap kebijakan DME, Bahlil menegaskan tidak ada kendala berarti. Ketersediaan bahan baku berupa batu bara juga memadai, karena kebutuhan produksi DME menggunakan batu bara berkalori rendah.
“Batu bara kita kan cadangannya banyak, dan teknologinya sekarang sudah jauh lebih efisien. Jadi, ini akan jauh lebih baik,” ujarnya.
Bahlil menyampaikan, proyek hilirisasi batu bara menjadi DME merupakan salah satu dari 18 proyek yang telah diselesaikan konsep dan pre-feasibility study (pra-FS) oleh Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional.
Dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, karakteristik DME memiliki kesamaan sifat kimia dan fisika dengan LPG. Karena kemiripan tersebut, DME dapat memanfaatkan infrastruktur LPG yang ada saat ini, seperti tabung, storage, dan sistem handling yang sudah tersedia.
Oleh karena itu, proyek hilirisasi batu bara ini diharapkan dapat mengurangi impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang saat ini mencapai sekitar 6,91 juta metrik ton atau hampir 7 juta ton.
Adapun kebutuhan LPG nasional berkisar 8–9 juta metrik ton per tahun, sementara pasokan domestik baru mampu memenuhi sekitar 1,97 juta metrik ton.
Kebutuhan DME di dalam negeri diproyeksikan mencapai 11 juta ton per tahun, sehingga membuka peluang pasar yang besar bagi investor yang mampu menghadirkan teknologi efisien dan berkelanjutan.
“Investasi di bidang DME tidak hanya memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga membuka ruang transfer teknologi dan peningkatan kemampuan industri dalam negeri,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, Selasa (14/10/2025).