Kamis 18 Aug 2022 18:36 WIB

Menperin Ungkap, Ekspor Produk Furnitur Nasional Tembus 2,5 Miliar Dolar AS

Pulihnya belanja masyarakat akan turut mendukung peningkatan penjualan furnitur.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Furnitur kayu (ilustrasi). Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, industri furnitur memiliki peranan penting terhadap peningkatan kinerja sektor manufaktur dan ekonomi nasional. Hal itu tecemin dari capaian nilai ekspor produk furnitur nasional yang menembus 2,5 miliar dolar AS pada 2021 atau naik 33 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 1,9 miliar dolar AS.
Foto: www.pixnio.com
Furnitur kayu (ilustrasi). Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, industri furnitur memiliki peranan penting terhadap peningkatan kinerja sektor manufaktur dan ekonomi nasional. Hal itu tecemin dari capaian nilai ekspor produk furnitur nasional yang menembus 2,5 miliar dolar AS pada 2021 atau naik 33 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 1,9 miliar dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, industri furnitur memiliki peranan penting terhadap peningkatan kinerja sektor manufaktur dan ekonomi nasional. Hal itu tecemin dari capaian nilai ekspor produk furnitur nasional yang menembus 2,5 miliar dolar AS pada 2021 atau naik 33 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 1,9 miliar dolar AS.

"Saya percaya seiring pulihnya belanja masyarakat, akan turut mendukung peningkatan penjualan furnitur. Baik untuk ekspor maupun pasar dalam negeri," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Pembukaan Pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2022 di Jakarta, Kamis (18/8/2022).

Baca Juga

Agus mengapresiasi atas terselenggaranya IFEX 2022 karena selama ini terbukti membawa efek positif terhadap industri furnitur di Indonesia, sehingga pasar furnitur bisa terus berkembang. "IFEX ini merupakan pameran furnitur terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara," ujarnya.

Ia mengemukakan, sejumlah hasil kajian menunjukkan adanya peluang bagi industri furnitur di tanah air dalam mengisi pasar global. Misalnya, Centre for Industrial Studies (CSIL) memperkirakan konsumsi furnitur global pada 2022 akan tumbuh sebesar 3,9 persen. Pertumbuhan ini akan diangkat oleh kebijakan stimulus Recovery and Resilience Facility di Uni Eropa.

"Hasil studi CSIL diperkuat juga oleh Consumer Market Outlook yang dikeluarkan oleh Statista. Itu memperkirakan pendapatan industri furnitur global akan terus meningkat secara konsisten dari 1,3 triliun dolar AS pada 2020 menjadi 1,6 triliun dolar AS pada 2025," kata dia.

Di pasar domestik, lanjutnya, aksi afirmatif pemerintah untuk mengintensifkan upaya Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) juga mesti menjadi momentum bagi industri furnitur supaya meningkatkan kinerja dan penyerapan produknya. Maka, industri furnitur dan kerajinan dalam negeri harus memberikan perhatian khusus terhadap pengurusan sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) agar dapat menjual produknya di e-Katalog.

Kementerian Perindustrian pada tahun ini telah menyiapkan program sertifikasi TKDN gratis untuk 1.250 produk. "Untuk tahun depan, kami tengah memperjuangkan penambahan anggaran agar jumlah sertifikat TKDN gratis bertambah menjadi 10.000 produk," ujar Agus.

Upaya tersebut guna menjangkau lebih banyak industri dalam negeri khususnya sektor IKM dalam program sertifikasi TKDN. "Kami membuka pintu bagi para pelaku industri furnitur dan kerajinan dalam negeri untuk memanfaatkan program tersebut.Kami upayakan agar sertifikasi TKDN ini di tahun yang akan datang tidak hanya makin murah tetapi juga makin cepat," jelas Agus.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement