REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional menyelenggarakan Rembuk Energi & Hilirisasi 2025, sebuah forum yang ditujukan untuk mendekatkan isu hilirisasi dan transisi energi kepada generasi muda melalui pendekatan kreatif dan inklusif. Acara ini berlangsung pada Rabu, 10 Desember 2025, berlokasi di Pos Bloc Jakarta, dengan mengusung tema besar “Energi yang Kuat adalah Energi yang Menjaga Bumi.”
Sekjen Inisiatif Daulat Energi, Rio Anggara, mengatakan, rembuk ini dirancang untuk memberikan pemahaman komprehensif mengenai peran strategis mineral, industri pengolahan, serta hubungan erat antara ketahanan energi dan keberlanjutan ekologi. "Forum juga membuka ruang kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah, industri, akademisi, komunitas kreatif, hingga publik, untuk mendorong nilai tambah yang mengedepankan aspek lingkungan dan manfaat sosial," ujarnya dalam keterangan pers, Senin (8/12/2025).
Acara akan dibuka dengan keynote speech oleh Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM selaku Ketua Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional. Kemudian, Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria juga akan turut memberikan sambutan.
Salah satu sesi utama adalah Panel II bertajuk “Energi dan Hilirisasi, Kita Bisa Tap In di Mana? Dimensi Ekologi dalam Agenda Ketahanan Energi dan Hilirisasi.” Panel ini menyoroti pentingnya memastikan bahwa percepatan hilirisasi tidak hanya menumbuhkan nilai ekonomi, tetapi juga menjaga daya dukung lingkungan serta keberlanjutan jangka panjang.
Panel menghadirkan sejumlah narasumber di antaranya:
• Riza Azyumarridha Azra, CEO Rumah Mocaf
Membahas Review Dimensi Sosial pada Ketahanan Energi dan Hilirisasi
• Ridha Saleh, Anggota Satgas Hilirisasi
Membahas prinsip keberlanjutan dan keadilan ekologis dalam hilirisasi, termasuk perlindungan masyarakat dan wilayah penghasil sumber daya.
• Melliza Xaviera Putri, Puteri Indonesia Lingkungan 2025
Menyampaikan perspektif generasi muda dalam transisi energi hijau serta pentingnya kampanye gaya hidup berkelanjutan.
• Arsal Ismail, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk.
Menjelaskan transformasi BUMN energi menuju industri rendah emisi dan inovasi pemanfaatan sumber daya yang bertanggung jawab.
• Fadhil Hasan, Anggota Dewan Energi Nasional
Menguraikan arah kebijakan energi nasional dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) serta keseimbangan antara target ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
Pembahasan panel menegaskan bahwa hilirisasi energi dan mineral tidak dapat dilepaskan dari aspek ekologi. Panel menekankan perlunya kebijakan rendah emisi, penerapan prinsip ESG, dan penguatan circular economy dalam industri. Selain itu, generasi muda didorong untuk mengambil peran aktif dalam aksi energi hijau dan inovasi berbasis lingkungan.
Melalui Rembuk Energi & Hilirisasi 2025, Satgas Hilirisasi berharap lahir gagasan implementatif untuk membangun ekosistem hilirisasi rendah emisi, memperluas pemahaman publik mengenai keterkaitan antara ketahanan energi dan ekologi, serta mendorong kolaborasi yang memperkuat keberlanjutan bagi masa depan bangsa.
Advisor Committee IDE, Arief Rosyid, mengapresiasi inisiatif Satgas Hilirisasi untuk menggaet orang muda dalam Rembuk Energi dan Hilirisasi ini. “Saya pribadi baru saja menyelesaikan P3N di Lemhannas, dan selama program, kami banyak mendapat materi tentang mengapa ketahanan energi sangat bertalian erat dengan kemandirian bangsa.” kata Arief.
Arief Rosyid berharap, makin banyak lembaga ataupun kelompok yang bisa mensimplifikasi visi-visi mulia pemerintah. “Istilah sekarang, menjelaskan hal yang kompleks dengan bahasa bayi. Sebab, tanpa dipahami dengan bahasa bayi, mustahil kita berharap mendapat dukungan dan keterlibatan orang muda,” ungkapnya.