Jumat 14 Nov 2025 11:18 WIB

Kemenperin Finalisasi Usulan Insentif Otomotif untuk Paket Fiskal 2026

Insentif 2026 diarahkan menjaga investasi, utilisasi produksi, dan tenaga kerja.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Friska Yolandha
Pekerja merakit sepeda motor listrik Gesits di pabrik PT Wika Industri Manufaktur (WIMA), Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021). WIMA menargetkan penjualan sepeda motor listrik dengan 85 persen komponennya produksi dalam negeri dan baru saja diekspor ke Senegal tersebut sebanyak tujuh ribu unit hingga akhir 2021.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Pekerja merakit sepeda motor listrik Gesits di pabrik PT Wika Industri Manufaktur (WIMA), Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/10/2021). WIMA menargetkan penjualan sepeda motor listrik dengan 85 persen komponennya produksi dalam negeri dan baru saja diekspor ke Senegal tersebut sebanyak tujuh ribu unit hingga akhir 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memfinalisasi usulan kebijakan insentif bagi sektor otomotif yang akan diajukan kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebagai bagian dari paket kebijakan fiskal 2026. Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan langkah ini diperlukan untuk mempercepat pemulihan dan penguatan industri otomotif nasional yang tengah menghadapi tekanan daya beli dan dinamika pasar global.

Kemenperin menilai industri otomotif memiliki peran besar dalam struktur manufaktur nasional, baik dari sisi kontribusi PDB, ekspor, maupun penyerapan tenaga kerja. Pemerintah menempatkan desain insentif 2026 sebagai intervensi yang terukur agar industri tetap terjaga, investasi terlindungi, dan rantai pasok tidak tertekan.

Baca Juga

“Kami di Kemenperin melihat sektor otomotif terlalu penting untuk diabaikan. Multiplier effect yang tinggi dan penyerapan tenaga kerja yang besar mendorong kami mengusulkan insentif bagi sektor ini, hampir mirip dengan insentif otomotif pada saat Covid 19 dulu,” tegas Agus, di Jakarta, dikutip Jumat (14/11/2025).

Kemenperin tengah menyusun skema insentif yang dinilai paling tepat untuk menjaga utilisasi produksi, memperkuat permintaan, dan memastikan investasi industri tetap berjalan. Usulan tersebut akan dibahas bersama kementerian terkait sebelum diajukan secara resmi ke Menko Perekonomian sebagai bahan perumusan kebijakan fiskal 2026.

Agus menjelaskan proses perumusan diarahkan untuk menjaga keberlanjutan industri pada dua sisi sekaligus: perlindungan tenaga kerja serta percepatan penciptaan lapangan kerja baru. Ia menekankan pemulihan sektor otomotif akan memberi dampak langsung terhadap percepatan pertumbuhan manufaktur dan ekonomi nasional.

“Harapan kami, sektor otomotif mendapat perhatian khusus, sehingga ada perlindungan terhadap tenaga kerja yang sudah ada dan menciptakan lapangan kerja baru. Paling tidak, melalui kebijakan fiskal 2026, sektor otomotif bisa tumbuh jauh lebih cepat dan berkontribusi lebih besar bagi perekonomian,” ujar Agus.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement