Rabu 24 Sep 2025 08:25 WIB

Perjanjian IEU-CEPA Untungkan Industri Tekstil

IEU–CEPA juga mendukung pengembangan ekonomi digital.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Satria K Yudha
Pekerja menyelesaikan produksi kain di PT Trisula Textile Industries, Kota Cimahi, Jawa Barat, Selasa (15/4/2025).
Foto: ANTARA FOTO/Abdan Syakura
Pekerja menyelesaikan produksi kain di PT Trisula Textile Industries, Kota Cimahi, Jawa Barat, Selasa (15/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kesepakatan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU–CEPA) membuka peluang besar bagi sektor padat karya dan UMKM. Produk seperti tekstil, alas kaki, pakaian jadi, dan furnitur diproyeksikan meraih keuntungan dari penghapusan tarif hingga 98 persen di pasar Uni Eropa.

“Indonesia dan Uni Eropa berkomitmen untuk melaksanakan perjanjian yang akan memberikan manfaat bagi para pelaku usaha, UMKM, serta masyarakat di kedua belah pihak,” ujar Menko Airlangga Hartarto dalam keynote speech di Indonesia–European Union Business Outlook, Selasa (23/9/2025).

Baca Juga

Nilai perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa pada 2024 mencapai 30,4 miliar dolar AS dengan surplus 4,4 miliar dolar AS. Uni Eropa juga tercatat sebagai investor terbesar kelima di Indonesia dengan total investasi 15,6 miliar dolar AS sepanjang 2019–2024.

Airlangga menyebut Presiden RI Prabowo Subianto menaruh harapan besar pada IEU–CEPA. “Presiden RI Prabowo Subianto berharap hal ini dapat menjadi game changer bagi pasar global. Ketika Indonesia dan Uni Eropa bekerja sama mengembangkan pasar, saya yakin kita dapat membawa skala pertumbuhan yang signifikan ke Uni Eropa dan ke kawasan Indo-Pasifik,” katanya.

Perjanjian ini diproyeksikan mendorong ekspor Indonesia ke Uni Eropa hampir 60 persen pada tahap awal implementasi, sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 5 juta pekerja padat karya.

“Industri tersebut adalah tekstil, alas kaki, pakaian, furnitur, dan sebagian besar industri padat karya di Indonesia yang saat ini mempekerjakan sekitar 5 juta orang. Jadi 5 juta orang ini sekarang merayakan karena mereka memiliki prospek baik ke depan,” jelas Airlangga.

Selain sektor manufaktur, IEU–CEPA juga mendukung pengembangan ekonomi digital Indonesia yang telah mencapai 150 miliar dolar AS pada 2025. Pertumbuhan diproyeksikan terus meningkat dalam lima tahun ke depan dengan dukungan teknologi dan infrastruktur digital dari mitra Eropa.

Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Uni Eropa Maroš Šefčovič menegaskan kesepakatan ini menandai komitmen bersama terhadap perdagangan terbuka.

“Dengan menuntaskan perjanjian ini, Uni Eropa dan Indonesia mengirim pesan kuat kepada dunia bahwa kita berdiri bersama dalam komitmen terhadap perdagangan internasional yang terbuka, berbasis aturan, dan saling menguntungkan,” ujarnya.

Selain penghapusan tarif, kerja sama ini mencakup penyederhanaan prosedur ekspor-impor, transfer teknologi, serta kolaborasi pabean. Produk unggulan seperti minyak sawit, kopi, furnitur, tekstil, alas kaki, ponsel pintar, dan peralatan telekomunikasi akan menikmati akses preferensial ke pasar Uni Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement