Jumat 03 Jun 2022 21:28 WIB

Kemenkeu: Ekspansi Manufaktur Dorong Keberlanjutan Pemulihan Ekonomi

Pemerintah optimistis manufaktur akan membaik seiring relaksasi lockdown di China.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Logo Kementerian Keuangan. Kementerian Keuangan mengungkapkan kinerja manufaktur Indonesia pada Mei 2022 masih ekspansif.
Foto: Facebook Kementerian Keuangan RI
Logo Kementerian Keuangan. Kementerian Keuangan mengungkapkan kinerja manufaktur Indonesia pada Mei 2022 masih ekspansif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kementerian Keuangan mengungkapkan kinerja manufaktur Indonesia pada Mei 2022 masih ekspansif. Hal ini tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur berada level 50,8 menunjukkan keberlanjutan pemulihan.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, melambatnya laju ekspansi sektor manufaktur dirasakan cukup merata baik di negara maju dan berkembang. Seperti Filipina 54,1; Malaysia 50,1; India 54,6; Eurozone 54,6; dan Amerika Serikat 57. Sementara PMI Manufaktur China masih mengalami peningkatan ke level 48,1 meski masih dalam zona kontraksi.

Baca Juga

"Meski melambat jika dibandingkan bulan lalu yang mencapai 51,9 tapi memang dirasakan cukup merata baik di negara maju maupun berkembang," ujar Febrio kepada wartawan, Jumat (3/6/2022).

Menurut Febrio, disrupsi rantai pasok dan kebijakan restriksi Covid-19 di China telah berdampak pada kinerja manufaktur di banyak negara mengingat besarnya kontribusi China dalam rantai pasok global.

"Hal tersebut akan terus kami antisipasi agar risiko ini tidak menghambat laju pemulihan ekonomi Indonesia," ucapnya.

Tak hanya itu, menurutnya, konflik geopolitik yang sedang terjadi serta restriksi sosial di China karena pandemi turut menekan arus pasokan serta waktu pengiriman barang ke dalam negeri pada Mei. Adapun kondisi ini menyebabkan tertahannya sektor manufaktur dalam mengoptimalkan kapasitas produksinya bahkan harga barang input juga tinggi sehingga semakin menambah tekanan.

Meski demikian, Febrio optimistis manufaktur akan membaik seiring relaksasi lockdown di China bahkan kapasitas produksi manufaktur saat ini terus membaik dan mulai mendekati rata-rata periode prapandemi.

Selain itu, dia menegaskan intervensi pemerintah untuk mengendalikan harga juga sangat penting untuk menjaga berlanjutnya momentum pemulihan.

"Momentum kenaikan harga komoditas juga diharapkan memiliki dampak positif ke aktivitas dunia usaha secara umum," kata Febrio.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement