REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mengungkap penempatan dana pemerintah sebesar Rp25 triliun yang diterima tahun ini telah habis disalurkan, sementara kebutuhan pembiayaan perumahan terus meningkat menjelang akhir tahun. Perseroan kini bersiap mengirim surat resmi kepada Kementerian Keuangan untuk meminta tambahan likuiditas hingga Rp10 triliun.
“Sudah habis. Kami akhir Oktober hampir Rp24 triliun. Di awal November kemarin Rp24,7 sudah habislah, Rp300 miliar lagi sudah habis,” ujar Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, saat ditemui di Menara BTN Jakarta, Selasa (18/11/2025).
Nixon menjelaskan percepatan penyerapan terjadi karena sektor perumahan memasuki periode ekspansi pada November–Desember. Ia menilai tambahan likuiditas diperlukan agar pembiayaan rumah, terutama di segmen masyarakat berpenghasilan rendah, tidak melambat.
“Peruntukannya buat apa? Untuk mendukung sektor perumahan yang masih ekspansi di sekitar November–Desember ini. Jika diberikan. Namanya juga minta,” kata Nixon.
BTN saat ini tengah menyiapkan surat resmi kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Permohonan tambahan penempatan dana itu diajukan pada kisaran Rp5–Rp10 triliun bergantung persetujuan pemerintah.
“Kami lagi ingin ngajuin surat gitu ya. Tapi belum tahu disetujui atau tidak disetujui. Namanya usaha kan boleh aja. Kami ingin minta tambahan antara Rp5 hingga Rp10 triliun, jika memang dimungkinkan,” tutur Nixon.
Dari penempatan Rp25 triliun sebelumnya, sekitar 70 persen disalurkan untuk kredit perumahan. Sisanya mengalir ke sektor-sektor produktif lain yang masih terkait ekosistem perumahan, termasuk pembiayaan konstruksi.