REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Niat pemerintah untuk bergabung dengan blok dagang Trans Pacific Partnership (TPP) semakin besar. Meski masih melakukan kajian, Presiden Joko Widodo menegaskan bergabung dengan TPP menjadi keharusan bagi Indonesia.
"Perlu saya sampaikan, mau tidak mau kita harus masuk. Hanya saja kapannya, besok, bulan depan, atau tahun depan," kata Jokowi saat membuka kegiatan Konsolidasi Perencanaan dan Pelaksanaan Penanaman Modal Nasional di Istana Negara, Jakarta, Senin (22/2).
Jokowi mengatakan, Indonesia akan merugi jika tidak masuk ke dalam blok perdagangan tersebut. Sebab, produk-produk Indonesia akan dikenakan pajak atau bea masuk ke negara-negara yang tergabung dalam TPP hingga 20 persen.
"Mau apa kita? Pasti kalah bersaing. Ini bukan liberalisasi," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, Indonesia berencana mengikuti TPP bukan karena pemerintah ingin melakukan liberalisasi, melainkan sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap iklim perdagangan internasional yang semakin terbuka.
Indonesia, kata Jokowi, akan tergilas kalau tidak berani berubah dan menyesuaikan diri di era yang sekarang serbacepat dan terbuka dan semua negara berlomba-berlomba menarik arus uang masuk.
"Karena, semakin banyak investasi masuk, itu yang akan memberikan peluang lapangan pekerjaan, kesejahteraan, dan lain-lain," kata Jokowi.