REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Jepang dan negara-negara anggota Trans Pacific Partnership (TPP) lainnya akan meneruskan kesepakatan dagang meski tanpa Amerika Serikat (AS). Mereka menyelenggarakan pertemuan baru di Hanoi, Vietnam, Ahad (21/5), setelah pertemuan sebelumnya diwarnai ketegangan akibat kebijakan "America First" yang dikeluarkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Ketegangan dan kekacauan perundingan perdagangan global terjadi saat pertemuan forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Forum ini gagal menyepakati pernyataan bersama, setelah negara-negara oposisi AS menolak proteksionisme AS.
Pertemuan negara anggota TPP di Hanoi ini merupakan pertemuan perdagangan terbesar sejak Presiden Trump menarik diri. Trump beralasan, perjanjian perdagangan bebas multilateral akan membebani Amerika dan dia ingin mengurangi kesepakatan-kesepatakan baru.
Di sela-sela pertemuan tersebut, 11 negara anggota yang tersisa dari TPP sepakat untuk mengeksplorasi bagaimana mereka dapat bergerak maju tanpa AS. Sebagian negara masih berharap Washington akan kembali mempertimbangkan keputusannya menarik diri dari TPP.
Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer, mengatakan tidak ada jalan kembali untuk AS. Namun, dia yakin akan ada serangkaian kesepakatan bilateral antara AS dengan negara-negara di kawasan Trans Pacific.
"Kami berharap dapat bekerja sama dengan mitra dagang kami untuk memperluas akses pasar ekspor AS dan menangani praktik perdagangan yang tidak sejalan yang terjadi terus-menerus," kata juru runding perdagangan era Presiden AS Ronald Reagan tersebut.
Meskipun anggota TPP menjaga agar kesepakatan perdagangan tetap berjalan, mereka gagal mencapai komitmen yang dianggap sebagai cara untuk mencegah dominasi Cina. "Kami fokus pada bagaimana kami dapat bergerak maju dengan 11 negara," kata Menteri Perdagangan Selandia Baru, Todd McClay.
Salah satu tantangan terbesar TPP adalah mempertahankan Vietnam dan Malaysia untuk tetap menandatangani kesepakatan tersebut. TPP juga harus melakukan reformasi besar terutama untuk mendapatkan akses pasar AS yang lebih baik.
"Kami perlu memastikan bahwa kepentingan kami tetap terlindungi dan manfaat yang diperoleh masih lebih besar daripada pengeluaran," kata Menteri Perdagangan Malaysia, Mustapa Mohamed.
Volume perdagangan antara negara-negara yang tersisa berkurang hampir seperempat, setelah AS tidak berada di TPP. Pejabat dari negara-negara TPP akan bertemu lagi di Jepang pada Juli mendatang dan akan mengajukan proposal pada November.