REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Belarusia berencana untuk menjual sebanyak 1,4 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 20,02 triliun (kurs Rp 14.300 per dolar AS) obligasi di Rusia karena pemerintah mencari cara untuk menopang ekonomi yang terhuyung-huyung dari krisis politik dan sanksi Barat.
Seperti dilansir dari Bloomberg, Ahad (16/5), mantan presiden republik Soviet, Alexander Lukashenko, menginstruksikan pemerintah untuk menjual utang dengan jangka waktu minimum tiga tahun selama dua setengah tahun ke depan, menurut sebuah dekrit yang diterbitkan di situs hukum nasional.
Lukashenko, yang memerintah Belarusia sejak 1994, sebelumnya mengandalkan Rusia untuk mendapatkan dukungan finansial sebagai imbalan atas kesetiaan politiknya.
Keputusan untuk menjual surat utang di Rusia muncul setelah imbal hasil Eurobonds 10-tahun Belarusia naik 108 basis poin menjadi 7,23 persen tahun ini.
AS menjatuhkan sanksi pada perusahaan petrokimia milik pemerintah Belarusia pada bulan April untuk menghukum pelanggaran hak asasi manusia, menambah tindakan yang diambil terhadap rezim Lukashenko oleh Uni Eropa, Inggris dan Kanada tahun lalu.