REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar surat utang korporasi menunjukkan pertumbuhan signifikan pada kuartal I 2025. Data PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) mencatat total penerbitan surat utang korporasi mencapai Rp 46,7 triliun, tumbuh 77 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 26,35 triliun.
“Realisasi di kuartal pertama ini cukup baik penerbitannya bahkan bisa dibilang sangat baik karena tumbuhnya signifikan sekali dari yang sebelumnya hanya Rp 26,35 triliun tumbuh menjadi Rp 46,75 triliun atau kenaikannya sekitar 77,4 persen secara year on year,” kata Kepala Divisi Riset Ekonomi PEFINDO Suhindarto dalam konferensi pers, Selasa (15/4/2025).
Penerbitan surat utang didominasi oleh obligasi dan sukuk sebesar Rp 46,4 triliun. Sektor pulp and paper tercatat sebagai penyumbang terbesar dengan nilai Rp 13,2 triliun dari empat perusahaan. Disusul sektor pertambangan sebesar Rp 9,2 triliun dan multifinance sebesar Rp 8,3 triliun.
Mayoritas dana digunakan untuk keperluan refinancing (53,6 persen) dan modal kerja (41,5 persen). Hingga akhir Maret, PEFINDO telah melakukan pemeringkatan terhadap 72,4 persen dari total surat utang yang diterbitkan.
Suhindarto menjelaskan, peningkatan signifikan ini dipengaruhi oleh jatuh tempo surat utang jangka pendek yang banyak diterbitkan pada tahun lalu. “Proksi tingginya kebutuhan refinancing ini bisa dilihat dari jatuh tempo yang cukup besar di tahun ini yang mencapai Rp161,21 triliun,” ujarnya.