REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Coca Cola Amatil Indonesia menambah investasi sebesar 42 juta dolar AS di Indonesia. Investasi itu untuk pembangunan Mega Distribution Center Pandaan sebagai gudang penyimpanan dengan kapasitas 40 juta botol dan fasilitas produksi pengolahan preform (pembuatan botol kemasan plastik) berkapasitas 1 miliar unit per tahun.
“Fasilitas baru ini menciptakan keterampilan proses produksi sehingga setara dengan proses produksi kelas dunia,” ujar Presiden Direktur CCAI Kadir Gunduz, usai acara peresmian Fasilitas Produksi dan Pusat Distribusi Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (9/3).
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, industri makanan dan minuman merupakan sektor yang sangat strategis dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Hal ini ditunjukkan dengan laju pertumbuhan industri makanan dan minuman pada triwulan IV tahun 2016 sebesar 8,46 persen atau di atas pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 4,42 persen pada periode yang sama.
Karenanya, Airlangga mengapresiasi penambahan investasi yang dilakukan CCAI. Namun, ia tetap menagih komitmen investasi sebesar 500 juta dolar AS dari perusahaan minuman asal Amerika Serikat tersebut.
"Saya diminta Presiden untuk menagih dan memonitor masterplan investasi Coca-Cola di Indonesia sebesar 500 juta dolar AS dari 2015 hingga tiga tahun ke depan. Saat ini sudah terealisasi 300 juta dolar AS dan masih tersisa 200 juta dolar AS lagi," kata Airlangga dalam keterangan tertulis.
CCAI merupakan perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan produk-produk dengan merek dagang dari lisensi The Coca-Cola Company. Perusahaan tersebut telah memiliki delapan pabrik pembotolan di Cibitung, Cikedokan, Medan, Lampung, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Denpasar, termasuk 37 lini produksi dan lima lini perform. Cola Cola Amatil Indonesia kini menyerap tenaga kerja sebanyak 11 ribu orang.