REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Awang Lazuardi mengatakan perusahaannya menjadi penopang utama produksi minyak dan gas bumi (migas) nasional. Saat ini, Subholding Upstream PT Pertamina (Persero) itu mengoperasikan atau memiliki 24 persen wilayah kerja (WK) domestik, dengan kontribusi produksi minyak mencapai 69 persen terhadap produksi nasional dan gas 37 persen.
Awang menjelaskan kinerja tersebut dicapai melalui aktivitas pemboran dan workover yang sangat masif. PHE tercatat menyumbang 80 persen dari seluruh kegiatan pemboran dan workover nasional. Produksi minyak kelompok usaha ini year to date berada di kisaran 552–553 MBOPD, dengan prognosa 2025 mencapai 559 MBOPD atau tumbuh 0,6 persen. Produksi gas berada di kisaran 2,75 BSCFD, menurun sekitar tiga persen seiring kondisi alamiah lapangan.
“Di layar terlihat bahwa saat ini produksi minyak kita sebesar 69 persen dari produksi minyak nasional, sedangkan untuk gas mencapai 37 persen,” kata Dirut PHE dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip Selasa (18/11/2025).
PHE, sebut Awang, menghadapi tantangan besar berupa penurunan alamiah produksi. Angka decline rate minyak berada di minus 22 persen dan gas minus 16 persen. Untuk menahan laju penurunan tersebut, PHE menargetkan 851 sumur pemboran pengembangan sepanjang 2025, 1.200 workover, serta lebih dari 35 ribu aktivitas well intervention dan well services. Upaya ini menjadi fondasi menjaga produksi di atas satu juta BOEPD sebagaimana target perusahaan.
Ia menyampaikan PHE juga memperkuat produksi melalui put on production dari temuan eksplorasi yang berada dekat fasilitas eksisting. Langkah tersebut berjalan paralel dengan program eksplorasi terstruktur mencakup seismic 2D, seismic 3D, serta pemboran 17–18 sumur eksplorasi. Perusahaan menetapkan target tambahan sumber daya sebesar 1.050 MMBOE.