REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejumlah serikat pekerja industri film Hollywood dan pemilik jaringan bioskop menyuarakan penolakan terhadap rencana akuisisi Netflix atas Warner Bros Discovery senilai 72 miliar dolar AS. Mereka menilai kesepakatan tersebut berpotensi memicu pemutusan hubungan kerja, memusatkan kekuatan pasar industri hiburan, serta mengurangi jumlah film yang dirilis di bioskop.
Jika disetujui regulator, akuisisi ini akan menempatkan merek HBO di bawah kendali Netflix sekaligus menyerahkan pengelolaan studio legendaris Warner Bros kepada raksasa layanan streaming itu. Selama ini, Netflix dikenal sebagai salah satu aktor utama yang mendorong pergeseran industri film dari pola rilis bioskop ke layanan streaming di rumah.
Netflix, produser serial populer Stranger Things dan Squid Game, juga akan menguasai judul-judul ikonik Warner Bros seperti Batman dan Casablanca. Kondisi tersebut memicu kekhawatiran akan semakin terkonsentrasinya kekuasaan di industri hiburan global.
Dilansir Reuters, Senin (8/12/2025), Writers Guild of America (WGA) wilayah Timur dan Barat secara tegas menyatakan penggabungan ini harus diblokir. Menurut WGA, langkah perusahaan streaming terbesar di dunia mengakuisisi salah satu pesaing utamanya merupakan praktik yang ingin dicegah oleh undang-undang antimonopoli.
Kesepakatan Netflix–Warner Bros Discovery dipastikan menghadapi proses peninjauan antimonopoli baik di Amerika Serikat maupun Eropa. Sejumlah politisi AS pun telah menyatakan sikap skeptis. WGA, yang mewakili para penulis film, televisi, siaran berita, hingga media digital, menyoroti potensi pemangkasan lapangan kerja, penurunan upah, kenaikan harga bagi konsumen, serta memburuknya kondisi kerja para pekerja industri hiburan.
Dalam pernyataannya, Netflix mengklaim akuisisi ini dapat menghasilkan efisiensi biaya sebesar 2 hingga 3 miliar dolar AS per tahun pada tahun ketiga setelah transaksi rampung. Namun klaim tersebut belum meredakan kekhawatiran para pelaku industri.
Cinema United, asosiasi yang mewakili sekitar 30 ribu layar bioskop di Amerika Serikat dan 26 ribu layar internasional, memperingatkan kesepakatan ini berisiko menghilangkan hingga 25 persen pendapatan box office domestik tahunan. Presiden Cinema United Michael O’Leary menyebut penggabungan tersebut sebagai ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi industri perfilman.
Menurut O’Leary, perilisan film secara terbatas dan sporadis di sejumlah kecil bioskop hanya untuk memenuhi syarat penghargaan tidak dapat dianggap sebagai komitmen nyata terhadap keberlangsungan bioskop.
Netflix menegaskan tetap akan mempertahankan perilisan film Warner Bros di bioskop serta mendukung para pekerja kreatif Hollywood. Perusahaan juga menyebut kesepakatan ini akan memperkaya pilihan konten bagi pelanggan, meningkatkan produksi di Amerika Serikat, serta menciptakan lebih banyak peluang kerja. Hingga kini, Warner Bros Discovery belum memberikan tanggapan resmi atas kekhawatiran tersebut.
Penolakan juga disampaikan serikat pekerja Hollywood Teamsters yang mewakili pengemudi, kru teknis, dan pekerja industri hiburan lainnya. Mereka mendesak pemerintah di semua tingkat untuk menolak kesepakatan ini karena konsolidasi kekuatan korporasi dinilai mengancam keberlangsungan pekerjaan berstatus serikat.
Sementara itu, Directors Guild of America (DGA) mengambil sikap lebih hati-hati dengan menyatakan akan berdialog langsung dengan Netflix untuk menyampaikan berbagai kekhawatiran dan memahami visi perusahaan ke depan. Serikat aktor SAG-AFTRA juga menilai rencana merger tersebut menimbulkan banyak pertanyaan serius dan akan menyampaikan sikap resmi setelah melakukan kajian menyeluruh.
Dari Washington, Presiden Amerika Serikat Donald Trump turut angkat bicara. Trump menyatakan dirinya akan terlibat dalam keputusan terkait rencana merger Netflix dan Warner Bros Discovery. Menurutnya, pangsa pasar dari entitas gabungan berpotensi menimbulkan persoalan.
“Saya akan terlibat dalam keputusan tersebut,” ujar Trump kepada wartawan saat tiba di Kennedy Center untuk menghadiri acara penghargaan tahunan, Ahad (7/12).