REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Merek mobil listrik keluaran China, BYD, memimpin lonjakan penjualan kendaraan listrik (EV) di Australia setelah produsen asal negeri tirai bambu itu menurunkan harga sejumlah modelnya. Ini dilakukan di tengah meningkatnya pangsa pasar mobil listrik dan berkurangnya penjualan mobil bermesin pembakaran internal di Australia.
Mobil listrik di Australia sejauh ini mendapat sambutan yang beragam, sebagian besar disebabkan oleh jarak antarkota yang jauh dan relatif kurangnya infrastruktur pengisian daya berkecepatan tinggi. Australia merupakan kasus unik di dunia otomotif. Meskipun memiliki akses ke bahan baku dalam jumlah besar dan tenaga kerja terampil yang melimpah, kapasitas manufaktur domestiknya sangat terbatas.
Dilansir dari laman CleanTechnica, dalam beberapa tahun terakhir, mayoritas mobil baru yang dijual di Australia diimpor. Jepang merupakan pemasok terbesar, tetapi belakangan ini pangsa mobil yang diproduksi di China meningkat.
Menurut Asosiasi Otomotif Australia, pangsa pasar mobil hibrida, hibrida plug-in, dan mobil listrik bertenaga baterai melampaui 30 persen untuk pertama kalinya pada kuartal ketiga 2025. Mobil listrik bertenaga baterai menyumbang 9,7 persen dari penjualan mobil baru, 29.298 unit, yang merupakan proporsi tertinggi yang pernah tercatat. Sebanyak 49.929 unit hibrida dan 12.460 unit hibrida plug-in terjual pada kuartal ketiga.
Sebanyak 210.458 mobil konvensional bermesin pembakaran internal terjual pada kuartal terakhir, turun dari 226.306 unit pada kuartal sebelumnya. Angka ini mewakili pangsa pasar sebesar 69,65 persen, turun 12 persen dari dua tahun lalu.
Kepala hukum, kebijakan, dan advokasi di Dewan Kendaraan Listrik Australia, Aman Gaur, menyambut pertumbuhan penjualan kendaraan listrik dan penurunan penjualan kendaraan bermesin pembakaran internal. "Ada tren yang jelas selama dua tahun terakhir bahwa warga Australia beralih dari mobil yang berbahaya bagi lingkungan dan mahal untuk dioperasikan, menuju mobil yang dialiri listrik dan mereka menghemat banyak uang," ujarnya kepada The Guardian.
Namun, ia memperingatkan masih ada pekerjaan rumah yang harus dilakukan. Meskipun pemerintah federal memiliki program insentif untuk mendorong penjualan kendaraan listrik dan telah menetapkan standar efisiensi bahan bakar untuk mobil konvensional, beberapa negara bagian telah menghapus dukungan kebijakan mereka.