REPUBLIKA.CO.ID, LIMA -- Saat ini, tidak terlalu sulit untuk membeli kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) di Peru. Ada banyak model asal China dari merek-merek seperti BYD, Geely, dan GWM, yang menjual kendaraan listrik di sini dengan harga sekitar 60 persen dari harga Tesla, serta produsen lama seperti Toyota, Kia, dan Hyundai.
Produsen mobil China memperluas jangkauan mereka di Amerika Selatan, baik dengan kendaraan konvensional maupun EV. EV masih merupakan bagian kecil dari 135.394 mobil baru yang terjual di Peru dalam sembilan bulan hingga September, menurut asosiasi otomotif negara itu. Tetapi jumlahnya terus meningkat. Penjualan kendaraan hibrida dan listrik mencapai rekor 7.256 unit pada periode tersebut, naik 44 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
China telah meningkatkan penjualan sejak dibukanya Pelabuhan Chancay, di utara Lima, tahun lalu. Pelabuhan raksasa yang dibangun China ini memangkas waktu pengiriman trans-Pasifik hingga setengahnya, dimana produsen China menghadapi hambatan masuk yang semakin besar di Amerika Serikat dan pembatasan perdagangan yang lebih ketat di Eropa.
BYD, yang memproduksi EV, hibrida plug-in, dan mobil bermesin pembakaran, berencana membuka diler keempat di Lima pada akhir tahun ini, sementara Chery dan Geely memiliki lebih dari selusin diler di Peru.
“Mobil listrik sangat laku di sini, lebih dari dua mobil baru terjual setiap hari,” kata Luis Zwiebach, pengusaha asal Peru, yang bergerak di energi hijau.
Ia mengatakan meningkatnya permintaan telah mendorongnya untuk memperluas bisnis energi terbarukannya, dengan menawarkan instalasi pengisi daya kendaraan listrik serta panel surya dan lift regeneratif kepada klien di Lima dan Arequipa, termasuk pengembang real estat, universitas, dan pusat perbelanjaan.
“Seorang pengembang properti mengatakan kepada saya ia akan membeli penthouse itu, jika dilengkapi dengan pengisi daya mobil (listrik),” kata Zwiebach. “Jadi itulah yang kami lakukan. Anda tinggal mencolokkannya di rumah, seperti handphone.”
Analis otomotif global Felipe Munoz dari JATO Dynamics mengatakan, produsen mobil China menghadapi perang harga yang menghancurkan keuntungan di dalam negeri dan surplus mobil baru yang terus meningkat yang diproduksi di pabrik-pabrik China. Sebagian besar kelebihan ini dikirim ke luar negeri ke Timur Tengah, Asia Tengah, dan Amerika Latin.
China telah “menciptakan ruang,” baik untuk mobil listrik maupun mobil berbahan bakar bensin, kata Martin Bresciani, presiden kamar dagang otomotif Chile, CAVEM. “China telah menunjukkan bahwa mereka memenuhi standar global dalam hal kualitas,” ujarnya dilansir laman The Economics Times, Selasa (18/11/2025).
Merek China mencapai 29,6 persen dari seluruh penjualan mobil penumpang baru di Chile pada kuartal pertama tahun ini. Penetrasi kendaraan listrik di Amerika Latin, termasuk Meksiko dan Amerika Tengah, meningkat dua kali lipat pada 2024 menjadi sekitar 4 persen, dan terus tumbuh, didorong oleh insentif pemerintah dan masuknya model-model China yang terjangkau, menurut Badan Energi Internasional dalam Global EV Outlook 2025.