Selasa 11 Nov 2025 16:27 WIB

Bobibos Ternyata Bahan Bakar Berasal dari Pengolahan Jerami

Bahan bakar inovatif buatan anak bangsa ini manfaatkan limbah jerami sebagai energi.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Gita Amanda
Peluncuran bahan bakar alternatif Bobibos di Jonggol, Kabupaten Bogor, Ahad (2/11/2025).
Foto: Dok Bobibos
Peluncuran bahan bakar alternatif Bobibos di Jonggol, Kabupaten Bogor, Ahad (2/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos! (Bobibos) yang baru diluncurkan di Bumi Sultan Jonggol, Kabupaten Bogor, Ahad (2/11/2025), menarik perhatian publik. Ternyata, Bobibos memanfaatkan jerami sebagai bahan bakar alternatif.

Founder Bobibos, M Iklas Thamrin, menjelaskan bahwa pemilihan bahan baku tersebut didasarkan pada riset panjang dengan mempertimbangkan jumlah ketersediaan, kemudahan memperoleh bahan, serta efisiensi harga pokok produksi (HPP).

Baca Juga

“Bagaimana bahan baku ini kita cari yang melimpah, kita nggak perlu suruh masyarakat untuk tanam. Basisnya sawah itu hasilkan padi, jerami, nah itu yang kita manfaatkan,” kata Iklas dalam kegiatan tersebut.

Iklas meyakini keputusan menggunakan jerami sebagai bahan baku merupakan langkah yang tepat karena tidak membuat HPP membengkak. Dengan demikian, harga jual Bobibos diharapkan bisa lebih rendah dibanding bahan bakar lain di pasaran.

“Poinnya kenapa jerami? Dari riset kami, jerami yang membuat HPP bisa bersaing,” ujar Iklas.

Ia menjelaskan, jerami yang didapat dari petani diproses melalui beberapa tahap hingga menjadi bahan bakar Bobibos. Salah satu proses penting melibatkan penyuntikan serum khusus yang membuat jerami dapat diolah menjadi bahan bakar. Iklas enggan merinci detail proses tersebut karena merupakan bagian dari resep rahasia Bobibos.

“Jerami dikelola untuk ekstraksi dengan bio chemistry, ekstrak tanaman. Gunakan mesin yang memang kami rancang dari nol. Tahapannya lima tahap, dan akhirnya menghasilkan bahan bakar nabati berkinerja tinggi,” tutur Iklas.

Ia menambahkan, tim Bobibos pernah melakukan uji coba dengan berbagai jenis tanaman lain, termasuk mikroalga. Namun, belum ada yang mampu memenuhi target HPP serendah jerami. “Kalau bahan lain, bisa mundur lagi ke tahap riset. Contohnya pernah mikroalga, ternyata jerami paling sesuai dengan HPP yang diharapkan,” ujar Iklas.

Meski demikian, pihak Bobibos enggan membeberkan angka pasti HPP yang ditetapkan tim internal. Mereka hanya memastikan harga jual Bobibos nantinya harus lebih murah dari bahan bakar lain yang beredar di pasaran.

“Soal harga kami patuh pemerintah. Intinya, kami ingin mengurangi beban masyarakat. Kami minta harga lebih murah. Nilainya silakan pemerintah tentukan,” ujar Pembina Bobibos sekaligus anggota DPR RI, Mulyadi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement