REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Patria Sjahrir, meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai berpikir untuk bisa bersaing di kancah regional hingga global. Pandu tak ingin BUMN-BUMN hanya puas menyandang gelar perusahaan terbesar di level domestik.
“Bapak Presiden punya target ambisius. Kita juga ingin perusahaan yang sudah semi-regional menjadi strong regional atau global champion dan perusahaan nasional menjadi regional champion,” ujar Pandu dalam acara Antara Business Forum di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (19/11/2025).
Danantara, lanjut Pandu, mencanangkan BUMN yang berada di delapan sektor prioritas seperti mineral, energi terbarukan, infrastruktur, kesehatan, jasa keuangan, utilitas, kawasan industri, dan pangan untuk meningkatkan skala produksi agar bisa bersaing di kancah regional. Pandu mengaku telah menyampaikan target tersebut kepada sejumlah BUMN, salah satunya direksi PT Bank Mandiri.
“Jangan lagi dong perbandingannya sama bank-bank nasional. Kamu bandingkan sekarang sama DBS, HSBC, JP Morgan,” ucap Pandu.
Pandu memberikan tantangan kepada Bank Mandiri agar tak berpuas diri sekadar mengejar predikat bank nasional terbesar. Pandu menilai Bank Mandiri harus mampu menjadi bank terbesar di Asia Tenggara (ASEAN).
“Indonesia negara terbesar di ASEAN, masa banknya bukan yang terbesar di ASEAN. Jadi saya kasih contoh DBS, market cap 110 miliar dolar AS. Mandiri masa seperempatnya, padahal negara kita jauh lebih besar dari Singapura,” sambung Pandu.
Pandu meminta Bank Mandiri menyusun strategi untuk empat tahun ke depan dalam merealisasikan target tersebut. Danantara, lanjut Pandu, siap mendukung dan memberikan sejumlah insentif kepada Mandiri dalam menggapai tujuan tersebut.
“Empat tahun ke depan bagaimana arahnya ke sana. Kalau misalnya nggak sampai, mungkin sampai 100 miliar dolar AS, itu 2,5 kali lipat dari market cap sekarang,” kata Pandu.