Rabu 19 Nov 2025 13:31 WIB

Tinjau Longsor Cilacap, Menteri PU: Pencarian Korban Jadi Prioritas Utama

Respons cepat pemerintah dalam mendukung upaya pencarian korban

Rep: M Nursyamsyi/ Red: Intan Pratiwi
Tim Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa (DD) hingga sore ini terus melakukan penyisiran untuk mencari korban longsor Cibeunying, Kapubaten Cilacap yang belum ditemukan.
Foto: dompet dhuafa
Tim Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa (DD) hingga sore ini terus melakukan penyisiran untuk mencari korban longsor Cibeunying, Kapubaten Cilacap yang belum ditemukan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo meninjau langsung lokasi bencana tanah longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, pada Selasa (18/11/2025). Kunjungan ini merupakan bagian dari respons cepat pemerintah dalam mendukung upaya pencarian korban, penanganan darurat, serta langkah mitigasi jangka panjang agar bencana serupa tidak terulang.

Sebagai bentuk dukungan tanggap darurat, Kementerian PU bersama instansi terkait telah mengerahkan total 24 unit ekskavator, terdiri atas 15 unit milik Kementerian PU melalui BBWS dan BBPJN, serta sisanya berasal dari dukungan pemerintah daerah dan instansi lain.

"Kita fokus search and rescue untuk tujuh korban yang masih belum ditemukan. Setelah itu selesai, baru bergerak pada penanganan pascabencana agar kejadian seperti ini tidak terulang," ujar Dody dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (19/11/2025).

Menurut Dody, setelah pencarian korban selesai, yang tidak kalah penting adalah upaya mitigasi agar bencana longsor tidak kembali terjadi. Berdasarkan temuan kondisi topografi di lokasi, terdapat cekungan alam di sisi atas lereng yang selama ini menampung aliran air hujan. Air yang merembes keluar kemudian melemahkan struktur tanah dan memicu longsoran.

“Ke depan, tugas kita adalah memastikan cekungan itu tidak lagi menahan air. Tidak harus kering 100 persen, tapi minimal air selalu teralirkan sehingga tidak memicu longsor baru," lanjut Dody.

Kementerian PU bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan segera mengkaji kondisi atas lereng, termasuk usulan pembuatan sistem drainase untuk mengalirkan air dari cekungan ke sungai terdekat sebagai bagian dari mitigasi jangka panjang. Dody menegaskan bahwa penanganan bencana bukan hanya soal respons cepat, tetapi juga deteksi dini dan pencegahan. Kementerian PU akan menindaklanjuti kajian potensi longsor tidak hanya di Cilacap, tetapi juga di daerah lain yang memiliki pola kerentanan serupa, seperti Banjarnegara dan Banyumas.

"Kita bicara bukan hanya hari ini, tapi ke depan. Bagaimana supaya peristiwa seperti ini tidak terulang lagi di sini atau di tempat lain. Fokus kami adalah memastikan keselamatan masyarakat lewat pencegahan yang lebih kuat," sambung Dody.

Terkait rencana relokasi warga terdampak, Dody memastikan Kementerian PU siap mendukung. Pemerintah Daerah telah menyiapkan lahan seluas 3,9 hektar dan saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan dari Badan Geologi dan tim ITB untuk memastikan lokasi tersebut aman dari potensi tanah gerak.

Bencana tanah longsor di Cilacap terjadi pada Kamis (13/11/2025). Hingga hari ini tercatat 46 korban terdampak, dengan rincian 23 orang luka-luka, 16 orang meninggal dunia, dan tujuh orang masih dalam pencarian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement