Senin 17 Nov 2025 17:40 WIB

Pertamina Setor Dividen Rp 23 Triliun ke Danantara hingga Kuartal III 2025

Stabilitas finansial menopang realisasi dividen dan kinerja perseroan.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Friska Yolandha
Stabilitas finansial menopang realisasi dividen dan kinerja Pertamina.
Foto: Dok Republika
Stabilitas finansial menopang realisasi dividen dan kinerja Pertamina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Oki Muraza menyampaikan realisasi pembayaran dividen Pertamina kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) telah mencapai Rp 23 triliun hingga September 2025.  Ia menerangkana capaian tersebut berjalan seiring kemampuan perseroan menjaga stabilitas finansial sepanjang tahun berjalan.

Oki menjelaskan total dividen Pertamina atas kinerja tahun buku 2024 berjumlah Rp 42,1 triliun, dengan lebih dari separuhnya telah disetor ke Danantara hingga kuartal ketiga 2025 ini. Realisasi tersebut menjadi salah satu indikator kontribusi Perseroan terhadap penerimaan negara di tengah dinamika harga komoditas dan tekanan terhadap sejumlah parameter energi global.

Baca Juga

“Pertamina juga memberikan dividen terbesar untuk Danantara dengan total dividen sebesar 42,1 triliun rupiah atas kinerja tahun buku 2024, di mana sampai bulan September 2025 ini sudah distorkan 23 triliun rupiah dari total dividen Pertamina,” ujar Oki, dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/11/2025).

Menurutnya, kinerja dividen tersebut ditopang kondisi finansial perusahaan yang tetap solid sampai penghujung tahun. Pertamina memproyeksikan laba bersih berada pada kisaran 3,3 miliar dolar AS atau setara Rp 54 triliun, sedangkan EBITDA mencapai 9,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 158 triliun. Pendapatan terjaga di atas 68 miliar dolar AS atau sekitar Rp 1.127 triliun, menunjukkan ketahanan perseroan menghadapi tekanan global seperti melemahnya ICP, turunnya MOPS solar, dan pergerakan nilai tukar.

Oki menyampaikan penerimaan negara dari Pertamina terjaga di atas Rp 300 triliun per tahun dengan komponen terbesar berasal dari pajak. Stabilitas ini ditopang operasi yang mampu menjaga produksi migas di atas 1 juta BOEPD, yield kilang di atas 83 persen, serta penjualan pemasaran yang menembus lebih dari 100 juta kiloliter. Seluruh parameter tersebut menjaga ruang kontribusi fiskal perusahaan tetap kuat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement