REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyampaikan kesepakatan tarif Amerika Serikat (AS) sebesar 19 persen menjadi angin segar bagi Indonesia. Rosan menyebut penurunan tarif dari awalnya sebesar 32 persen akan meningkatkan investasi di tanah air.
"Memang kita harapkan dengan adanya tarif ini akan memicu investasi yang masuk ke Indonesia lebih meningkat lagi," ujar Rosan saat konferensi pers capaian realisasi investasi kuartal II 2025 di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta Selatan, Selasa (29/7/2025).
Rosan mengatakan penurunan tarif tersebut akan menguntungkan komoditas dari Indonesia seperti industri garmen dan alas kaki. Dengan tarif 19 persen, Rosan menyebut produk garmen dan tekstil Indonesia jauh lebih kompetitif dari negara-negara kompetitor.
"Bandingkan misalnya dengan negara pesaing kita di produk alas kaki, garmen, seperti Pakistan, Bangladesh, itu sebagian kurang lebih mereka kena (tarif AS) 35 persen," ucap CEO Danantara tersebut.
Rosan menambahkan, Indonesia juga tengah menjajaki kerja sama strategis dengan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat untuk membangun 17 kilang minyak (refinery) di Tanah Air. Rosan menyebut kilang-kilang tersebut dirancang khusus untuk mengolah minyak mentah (crude oil) yang akan diimpor langsung dari AS.
“Investasi di refinery memang itu salah satu komitmen kerja sama yang ingin dilakukan bersama-sama dengan perusahaan Amerika," lanjut Rosan.
View this post on InstagramAdvertisementBerita TerkaitBerita LainnyaAdvertisementTerpopuler
AdvertisementRekomendasi
Selasa , 21 Oct 2025, 02:25 WIB![]()
Inovasi Garudafood Tingkatkan Pertumbuhan Distribusi Penjualan
Senin , 20 Oct 2025, 22:16 WIBBio Farma Raih Primaniyarta Lifetime, Tegaskan Peran Strategis BUMN di Kancah Global
Senin , 20 Oct 2025, 22:06 WIBCargill: 30 Persen Produksi Refinery Sawit di Lampung untuk Pasar Indonesia
Senin , 20 Oct 2025, 20:26 WIBUni Eropa Sepakat Hentikan Impor Gas Rusia pada 2027
Senin , 20 Oct 2025, 20:01 WIBSatu Tahun Prabowo-Gibran, Produksi Pangan Indonesia Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah
Advertisement