Rabu 26 Nov 2025 16:05 WIB

Freeport Targetkan Produksi Emas 26 Ton untuk Antam pada 2026

Produksi Freeport baru pulih sekitar 30 persen sejak 28 Oktober.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pengunjung melihat logam mulia Antam yang dipajang di acara Bullion Connect di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Foto: Dok Republika
Pengunjung melihat logam mulia Antam yang dipajang di acara Bullion Connect di Jakarta, Rabu (12/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG — PT Freeport Indonesia menargetkan produksi emas sekitar 26 ton pada 2026 dan seluruhnya akan disalurkan ke PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Target ini disampaikan setelah produksi Freeport tahun ini sempat turun akibat gangguan operasi tambang.

“Jadi rencana produksi emas kita tahun 2026 itu kira-kira 26 ton. Itu seluruhnya direncanakan untuk Antam,” kata Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas di sela Kompas100 CEO Forum di ICE BSD, Tangerang, Rabu (26/11/2025). Ia menyebut kerja sama pasokan emas ke Antam sudah berjalan sejak tahun ini.

Baca Juga

Tony menjelaskan produksi Freeport 2025 terganggu karena operasi tambang berhenti lebih dari 50 hari akibat longsor. Setelah tambang kembali dibuka, produksi baru pulih sekitar 30 persen sejak 28 Oktober.

Ia mengatakan gangguan itu membuat rencana produksi 2026 lebih rendah dibanding target awal. Produksi tembaga diperkirakan turun sekitar 32 persen dan emas turun lebih dari 40 persen dari rencana kerja sebelumnya.

Saat ini, kata Tony, Freeport masih mengandalkan dua area tambang bawah tanah, yaitu Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Big Gossan (BGOSAN) di kawasan Grasberg. Dua area ini baru menyumbang sekitar 30 persen produksi perusahaan.

Sumber produksi terbesar Freeport, Grasberg Block Cave, yang biasanya menyumbang sekitar 70 persen, direncanakan mulai beroperasi lagi pada Maret 2026. Produksinya akan dinaikkan perlahan sampai akhir 2026.

Di tengah penurunan produksi, Tony menyebut penerimaan negara dari Freeport tetap besar karena harga komoditas naik. Hingga akhir 2025, penerimaan negara diperkirakan sekitar 4 miliar dolar AS atau setara 66–70 triliun rupiah.

Tony menegaskan Freeport masih terus berinvestasi untuk menjaga keberlanjutan tambang. Investasi perusahaan disebut sekitar 1 miliar dolar AS per tahun di luar belanja operasional dan belanja modal.

Ia menambahkan cadangan tambang Freeport masih cukup hingga 2041. Karena itu, perusahaan fokus memulihkan produksi sambil memastikan pasokan emas ke Antam tetap berjalan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement