REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan perlunya kolaborasi lintas lembaga untuk mengoptimalkan 128 cekungan migas yang tersebar di berbagai wilayah. Ia menyampaikan produksi nasional masih bertumpu pada 20 cekungan aktif sehingga peluang pengembangan melalui skema konsorsium dan joint venture terbuka luas bagi badan usaha.
Yuliot mengarahkan agar seluruh potensi cekungan dapat dipetakan kembali melalui percepatan survei geologi dan penyediaan data eksplorasi. Upaya ini ditujukan memperkuat kesiapan wilayah kerja sebelum ditawarkan kepada investor. Pemerintah juga menilai peningkatan target lifting dalam APBN 2026 membutuhkan sumber produksi baru yang lebih agresif dan terukur.
“Harapannya itu Bapak Ibu sekalian pada saat wilayah kerja ini kita tawarkan kepada badan usaha, baik dalam rangka konsorsium ataupun dalam rangka joint venture itu dipersilahkan,” kata Wamen ESDM pada Rapat Koordinasi Dukungan Bisnis SKK Migas di Kabupaten Bogor, Rabu (3/12/2025).
Ia menjelaskan proses identifikasi potensi mencakup kualitas data survei dua dimensi, tiga dimensi, hingga catatan eksplorasi yang harus tersedia lebih cepat. Badan Geologi Kementerian ESDM ditugaskan mempercepat pemenuhan data tersebut agar setiap wilayah kerja memiliki basis teknis yang memadai. Regulasi pendukung, kesiapan infrastruktur, dan pemenuhan TKDN juga menjadi bagian dari pembahasan dalam rapat tersebut.
Yuliot menerangkan pemanfaatan 108 cekungan yang belum diusahakan menjadi salah satu peluang terbesar bagi investasi hulu migas. Penyusunan skema kerja sama diarahkan memberi ruang lebih luas bagi badan usaha yang ingin masuk melalui pembentukan konsorsium, joint venture, atau kemitraan lain dengan KKKS. Seluruh data pendukung diharapkan dapat mempercepat ketertarikan investor karena peluang komersial di wilayah kerja baru dinilai signifikan.
Wamen ESDM mengingatkan perlunya konsolidasi berkelanjutan antara Kementerian ESDM, SKK Migas, dan para KKKS untuk mengatasi kendala teknis di lapangan. Ia menilai aktivitas eksplorasi harus menjadi fokus utama tahun ini agar target lifting 610 ribu barel per hari pada 2026 dapat tercapai melalui penambahan sumber produksi baru yang lebih merata.
Yuliot menekankan keterlibatan badan usaha melalui skema konsorsium dan joint venture menjadi salah satu kunci memperkuat hulu migas nasional. Ia menyatakan optimalisasi cekungan baru akan berperan penting bagi ketahanan energi dan pencapaian swasembada yang menjadi prioritas pemerintah.