REPUBLIKA.CO.ID, BIREUEN -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan prioritas pemulihan listrik dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) di Aceh sebagai dua komponen vital yang harus dilakukan secepat mungkin pada fase ini. Ia menyampaikan hal itu saat meninjau langsung kerusakan infrastruktur ketenagalistrikan di jalur transmisi Bireuen–Arun pada Selasa (2/12/2025).
Bahlil memberikan arahan kepada tim PLN agar penanganan 12 tower transmisi yang rusak di beberapa jalur SUTT 150 kV dapat diselesaikan dalam waktu terdekat. Ini mengingat fungsi jaringan tersebut sebagai suplai utama ke wilayah Banda Aceh hingga Aceh Singkil.
"Saya mengucapkan terima kasih atas dedikasi kalian untuk menyelesaikan tower yang kena dampak musibah dan kita percepat. Sekarang waktunya kita kerja untuk Ibu Pertiwi," ujar Menteri ESDM di Bireuen.
Setelah meninjau tower rusak, Bahlil mengunjungi lokasi material tower emergency (TE) yang sedang dipersiapkan untuk mempercepat proses penggantian struktur. Optimalisasi logistik menjadi sorotan karena proses evakuasi dan pemasangan komponen harus berjalan tanpa jeda agar jaringan distribusi segera tersambung kembali. Pergerakan material diprioritaskan pada jalur Bireuen–Arun yang menjadi salah satu sumber pasokan utama di Aceh.
Menteri ESDM juga memeriksa posko bantuan dan titik pengungsian untuk memastikan pemulihan energi berjalan paralel dengan layanan kemanusiaan. Ia melihat langsung kebutuhan warga terdampak serta koordinasi lintas instansi yang mengawal pemenuhan bantuan dasar di lapangan. Pemukiman banjir di beberapa titik ikut dikunjungi untuk memastikan seluruh proses penanganan berjalan beriringan.
"Kehadiran saya bersama Dirut Pertamina, Dirut PLN, dan Dirjen Ketenagalistrikan untuk memastikan secara dekat masalah yang dihadapi. Listrik dan BBM ini persoalan yang paling vital," kata Bahlil.
PLN mulai memasang tower emergency yang diproyeksikan selesai dalam dua hari sebelum dilanjutkan penyambungan kabel. Pemulihan suplai dari pembangkit Arun dan Naganraya ditargetkan pulih paling cepat pada Jumat (4/12/2025) atau Sabtu (5/12/2025). Tim sistem melakukan percepatan untuk memastikan tegangan stabil menuju Banda Aceh dan Aceh Bagian Barat.
Perkembangan pemulihan menunjukkan capaian signifikan. Dari total 263 penyulang yang padam, sebanyak 153 penyulang atau 58,2 persen telah kembali normal. Gardu distribusi yang kembali menyala mencapai 6.844 unit dari 9.669 unit atau 70,8 persen. Beban yang pulih mencapai 173,05 MW atau 69,8 persen. Pelanggan yang kembali menikmati listrik tercatat 727.735 atau 69,7 persen. Angka tersebut menjadi tolok ukur keberhasilan pemulihan jaringan dalam dua hari terakhir.
Untuk sektor BBM, Kementerian ESDM menjalankan relaksasi pembelian di wilayah bencana sehingga masyarakat Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat tidak perlu menggunakan barcode saat membeli BBM di SPBU. Kebijakan ini diterapkan guna mengurangi antrean dan memastikan akses energi tetap terjaga bagi warga terdampak.
Distribusi BBM dialihkan ke moda laut dan udara menggunakan drum dan jeriken akibat jalur darat yang terputus. Dukungan logistik diangkut dari Jakarta untuk mempercepat suplai, sementara tim teknis ESDM berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk membuka kembali akses jalan menuju wilayah yang masih terisolasi.