Rabu 03 Dec 2025 15:22 WIB

PJAA Ungkap Nilai Investasi Reklamasi Ancol Sekitar Rp3 Triliun

Lokasi yang akan dikembangkan berada di sisi barat Ancol.

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Suasana Public Expose PJAA yang digelar secara daring, Rabu (3/12/2025).
Foto: Tangkapan Layar
Suasana Public Expose PJAA yang digelar secara daring, Rabu (3/12/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rencana PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) melakukan reklamasi di kawasan Ancol, Jakarta Utara, terus bergulir. Perseroan menyebut nilai investasi dari pelaksanaan reklamasi tersebut diperkirakan mencapai hingga Rp3 triliun.

Direktur Utama PJAA Winarto mengungkapkan perseroan telah merampungkan seluruh proses perizinan reklamasi. Lokasi yang akan dikembangkan berada di sisi barat Ancol dengan luas lahan sekitar 65 hektare.

Baca Juga

“Pada saat ini semua perizinan sudah lengkap, dan perkiraan investasi berkisar pada Rp 2,5—3 triliun. Oleh karena itu, kami sedang dalam proses untuk memilih mitra strategis yang paling baik,” kata Winarto dalam Public Expose PJAA yang digelar secara daring, Rabu (3/12/2025).

Winarto menuturkan hingga saat ini pihaknya telah mengumpulkan 10 investor yang berminat untuk berpartisipasi. Mayoritas investor berasal dari luar negeri, seperti Spanyol, Korea Selatan, Jepang, UEA, dan Cina. Ia menyebut 70–80 persen adalah investor asing.

“Kami masih dalam proses seleksi untuk menentukan yang terbaik, dan tentunya paling menguntungkan bagi korporasi, dan kita harapkan ini (pelaksanaan reklamasi) akan dimulai di triwulan pertama 2026,” ujarnya.

Reklamasi seluas 65 hektare yang ditargetkan mulai pada tahun depan tersebut nantinya akan dimanfaatkan secara komersial untuk sektor properti. Menurut Winarto, prospek sektor properti ke depan masih positif sehingga menjadi pilihan pengembangan yang dinilai paling menjanjikan.

“Properti masih punya prospek yang bagus ke depan, dan sejauh ini pertumbuhan Ancol khususnya di-driven oleh bisnis properti. Kami menangkap satu momentum bahwa sudah terlihat di 2025 ini properti mulai bangkit kembali, dan itu kita harapkan di 2026 akan lebih baik lagi, kita optimistis,” terangnya.

Ia memastikan perseroan akan menyediakan layanan properti sesuai kebutuhan pasar. Tren kebutuhan saat ini, kata Winarto, bergeser dari lahan luas 500–1.000 meter persegi menjadi rumah dengan luas relatif minimalis sekitar 100–500 meter persegi.

“Jadi, terutama akan dipakai untuk properti dengan kita masuk lagi dalam dunia properti. Maka kita harapkan akselerasi dari revenue kita akan menjadi lebih besar,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement