REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Chairman Brodo, Didit Noerdiansyah, menekankan pentingnya membangun fondasi bisnis yang kuat sebelum mengejar pendanaan besar dari investor. Dalam Marketeers Connect 2025 di Jakarta, ia menyebut banyak pelaku UMKM justru terjebak pada persepsi bahwa modal uang adalah solusi utama pengembangan usaha.
Ia menegaskan modal tidak hanya berupa uang, tetapi berupa kualitas produk, kesiapan sistem, dan penerimaan pasar. Jika hal tersebut belum siap, suntikan investasi yang terlalu cepat dapat berbalik menjadi kerugian. “Banyak bisnis yang belum siap menerima investasi besar. Sistem belum ada, spending salah, akhirnya perusahaan bukannya tumbuh malah boncos dan tutup,” kata Didit.
Didit mengingatkan bahwa pasar pertama bagi brand baru tidak harus besar. Keluarga, teman, dan komunitas terdekat bisa menjadi validasi awal untuk memperbaiki kualitas produk sebelum berkembang lebih jauh. “Yang penting produknya harus oke dulu. Kita paksa adik kelas atau teman nyobain dulu supaya dapat feedback yang jujur,” ujarnya.
Ia mengibaratkan banyak bisnis kecil sebagai ember bocor: seberapa besar modal masuk akan tetap habis jika pembukuan tidak rapi, manajemen stok bermasalah, dan pengeluaran tidak efisien. Karena itu, menurut dia, prioritas utama UMKM adalah menutup “kebocoran” sistem sebelum memperbesar skala usaha.
Didit juga menyoroti pentingnya kecocokan visi ketika menggandeng investor. Ia menyebut Brodo selektif memilih mitra yang tidak hanya membawa uang, tapi juga nilai tambah strategis tanpa menghilangkan identitas brand. “Kontrol dan identitas itu harga mati,” tegasnya.
Brodo saat ini memiliki 11 outlet di sejumlah kota di Indonesia dan berencana menambah 6–7 gerai baru tahun depan berdasarkan data permintaan pelanggan. Di akhir sesi, Didit merangkum tiga hal yang menurutnya menjadi fondasi bisnis berkelanjutan: menjaga arus kas, menggunakan modal untuk membangun sistem, serta selektif dalam menerima pendanaan.
“Modal besar tidak menjamin cuan besar. Yang menjamin adalah struktur yang benar, eksekusi yang disiplin, dan cash flow yang sehat,” ujarnya.