Rabu 03 Dec 2025 11:16 WIB

Sentimen Eksternal Untungkan Indonesia? Investor Masuk, Rupiah Menguat

IHSG dibuka menguat 45,50 poin atau 0,53 persen ke posisi 8.662,54.

Karyawan berjalan didekat didekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat pada senin pagi dibuka melemah 210,39 poin atau 2,69 persen ke posisi 7.620,10. Sedangkan pada penutupan IHSG masih berada zona merah ke posisi 7.736,06 atau ditutup merosot 1,21 persen dari level 7.830,49.
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan berjalan didekat didekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (1/9/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat pada senin pagi dibuka melemah 210,39 poin atau 2,69 persen ke posisi 7.620,10. Sedangkan pada penutupan IHSG masih berada zona merah ke posisi 7.736,06 atau ditutup merosot 1,21 persen dari level 7.830,49.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (3/12/2025) pagi bergerak menguat di tengah pelaku pasar bersikap "wait and see" terhadap rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) berbagai negara di tingkat global.

Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede memperkirakan nilai tukar rupiah berpotensi menguat seiring arus masuk asing ke pasar saham domestik. “Investor asing mencatatkan beli bersih sebesar 27,31 juta dolar AS (pada Selasa, 2/12),” ujar dia kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

Di sisi lain, yield Surat Berharga Negara (SBN) Rupiah diperdagangkan beragam pada hari Selasa (2/12). Yield SBN acuan 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun masing-masing berada di level 5,76 persen (-6 basis points/bps), 6,30 persen (+2 bps), 6,47 persen (+1bps), dan 6,56 persen (0bps).

Adapun volume perdagangan obligasi pemerintah mencapai Rp33,80 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan volume perdagangan hari Senin (1/12), yang mencapai sebesar Rp17,12 triliun. Kepemilikan investor asing turun Rp590 miliar menjadi Rp872 triliun per 1 Desember 2025, mewakili 13,35 persen dari total outstanding.

Pada lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (2/12), Kementerian Keuangan berhasil meraup Rp25 triliun dari total penawaran masuk sebesar Rp69,64 triliun, melampaui target indikatif sebesar Rp23 triliun.

Meninjau sentimen dari global, belum ada rilis data ekonomi utama AS dan periode blackout The Fed (para pejabat tak memberikan pernyataan apapun menjelang pertemuan Federal Open Market Committee/FOMC pekan depan).

“Investor tetap berhati-hati terhadap arah kebijakan The Fed menjelang pertemuan FOMC minggu depan, meskipun ada ekspektasi kuat untuk penurunan suku bunga acuan. Probabilitas penurunan suku bunga pada Desember 2025 mencapai sekitar 89 persen pagi ini,” kata Josua.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, rupiah pada hari ini diperkirakan berkisar Rp16.575–Rp16.675 per dolar AS. Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan di Jakarta, Rabu, bergerak stagnan 0 poin atau 0,0 persen menjadi tetap Rp16.625 per dolar Amerika Serikat (AS) sama seperti penutupan hari sebelumnya yakni Rp16.625 per dolar AS.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement