Senin 02 Jun 2025 21:40 WIB

Stimulus Ekonomi Dinilai tak Cukup Genjot Pertumbuhan ke 5 Persen

Dampak stimulus terhadap konsumsi rumah tangga diperkirakan tidak akan signifikan.

CORE memperkirakan lima paket stimulus ekonomi yang diluncurkan pemerintahan Prabowo Subianto belum akan cukup mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai level 5 persen.
Foto: Republika
CORE memperkirakan lima paket stimulus ekonomi yang diluncurkan pemerintahan Prabowo Subianto belum akan cukup mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai level 5 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Center of Reform on Economics (CORE) memperkirakan lima paket stimulus ekonomi yang diluncurkan pemerintahan Prabowo Subianto belum akan cukup mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai level 5 persen pada 2025.

Direktur Eksekutif CORE, Mohammad Faisal, mengatakan dampak stimulus terhadap konsumsi rumah tangga diperkirakan tidak akan signifikan. Menurutnya, stimulus tersebut hanya akan memberikan efek jangka pendek yang terbatas.

Baca Juga

“Kalau dari proyeksi CORE, pertumbuhan ekonomi tahun ini maksimal di 4,8 persen. Jadi, paket stimulus ini belum akan banyak mengangkat, paling tinggi bisa di level 4,9 persen,” ujar Faisal saat dihubungi di Jakarta, Senin (2/6/2025).

Ia menilai untuk mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi, dibutuhkan strategi jangka panjang yang berkelanjutan, terutama dalam meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat secara permanen.

Faisal mencontohkan, program bantuan subsidi upah yang hanya berlaku dua bulan kemungkinan hanya akan berdampak sesaat terhadap konsumsi. Begitu pula dengan diskon tiket transportasi yang hanya efektif selama masa liburan, yaitu Juni hingga Juli 2025.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 yang hanya mencapai 4,87 persen secara tahunan (year on year), lebih rendah dibanding kuartal I 2024 yang sebesar 5,11 persen.

Sebagai respons, pemerintah menggulirkan lima paket stimulus senilai total Rp 24,44 triliun untuk periode Juni–Juli 2025. Sebanyak Rp 23,59 triliun berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan Rp 850 miliar berasal dari sumber non-APBN.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement