Senin 17 Nov 2025 23:17 WIB

Ikut Sumbang Inflasi, BPS Beberkan Penyebab Harga Emas Terus Melonjak

Hal ini karena emas dianggap sebagai safe haven.

Pedagang mengambil logam mulia.
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang mengambil logam mulia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut kondisi geopolitik dan geoekonomi global menjadi faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan harga emas di pasar internasional terus mengalami kenaikan. Berdasarkan data PT Antam, total penjualan emas pada Januari–September 2025 mencapai 34.164 kilogram atau setara 1.098.398 troy ounce.

"Hal ini karena emas dianggap sebagai safe haven, sehingga kondisi geopolitik dan geoekonomi global ini sangat menjadi faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas. Karena investor mengalihkan aset ke emas sebagai safe haven," ujar Amalia dalam Rapat Koordinasi Inflasi Daerah 2025 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (17/11/2025).

Baca Juga

Amalia menjelaskan volume penjualan emas meningkat 20 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, yang tercatat sebanyak 918.450 troy ounce.

Dari sisi inflasi, rata-rata nasional emas perhiasan menyumbang inflasi sebesar 52,76 persen pada Oktober 2025. Provinsi yang mengalami inflasi emas paling tinggi adalah Sumatra Barat dengan inflasi mencapai 62,83 persen, diikuti Sulawesi Selatan dengan inflasi emas 62,77 persen.

Namun demikian, Amalia mengatakan masyarakat Indonesia telah memiliki kesadaran untuk berinvestasi emas, sehingga komoditas tersebut menjadi salah satu yang berkontribusi terhadap inflasi.

"Dengan kata lain, masyarakat Indonesia sudah mulai melihat bahwa emas adalah sebagai salah satu komoditas untuk berinvestasi," ujarnya.

Harga emas Antam yang dipantau dari laman Logam Mulia, Senin (17/11/2025), mengalami kenaikan Rp 3.000 dari awalnya Rp 2.348.000 menjadi Rp 2.351.000 per gram.

Harga jual kembali (buyback) turut naik ke angka Rp 2.212.000 per gram, serta dijual mulai dari gramasi 0,5 gram hingga 1 kilogram (1.000 gram).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement