Rabu 19 Nov 2025 17:16 WIB

BI Proyeksikan Ekonomi RI Menguat Akhir Tahun Ini

Proyeksi ini ditopang penguatan stimulus fiskal pemerintah.

Rep: Eva Rianti/ Red: Satria K Yudha
Pengunjung memilah pakaian di Little Bangkok Pasar Metro Tanah Abang, Jakarta, Kamis (30/5/2024).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung memilah pakaian di Little Bangkok Pasar Metro Tanah Abang, Jakarta, Kamis (30/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2025 akan lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya. Proyeksi ini ditopang penguatan stimulus fiskal pemerintah dan bauran kebijakan moneter BI yang diarahkan menjaga stabilitas sekaligus mendorong permintaan domestik.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan perekonomian pada kuartal III 2025 tumbuh 5,04 persen secara tahunan (yoy), terutama didorong ekspor yang tetap solid serta percepatan konsumsi Pemerintah. Ia menilai konsumsi rumah tangga dan investasi masih perlu diperkuat untuk menjaga momentum pemulihan.

Baca Juga

Sebagian besar Lapangan Usaha mencatat kinerja positif, termasuk industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta informasi dan komunikasi. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terlihat di Jawa serta kawasan Sulawesi-Maluku-Papua.

“Pada kuartal IV 2025, pertumbuhan ekonomi diperkirakan meningkat didukung stimulus fiskal melalui implementasi proyek prioritas dan Paket Kebijakan Ekonomi Pemerintah 2025 serta bauran kebijakan Bank Indonesia yang mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas,” kata Perry dalam Rapat Dewan Gubernur Bulan November 2025 yang digelar daring, Rabu (19/11/2025).

Ia menjelaskan konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh lebih tinggi seiring kenaikan ekspektasi penghasilan, terutama kelompok menengah ke bawah yang mendapat tambahan bantuan sosial dan terdorong meningkatnya mobilitas menjelang Natal dan Tahun Baru.

Dari sisi investasi, perbaikan terlihat terutama pada sektor nonbangunan, yang tercermin dari Prompt Manufacturing Index (PMI) yang tetap berada di zona ekspansif.

“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi tahun 2025 diperkirakan berada dalam kisaran 4,7-5,5 persen, dan akan meningkat pada 2026,” ujar Perry.

Ia menegaskan BI akan memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran yang bersinergi dengan stimulus fiskal dan kebijakan sektor riil untuk menjaga stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan lebih tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement