Rabu 01 May 2024 23:35 WIB

Tower Bersama Cetak Pendapatan Rp 1,7 Triliun, Ini Pendorongnya

TBIG tercatat memiliki 41.810 penyewaan dan 22.955 sites telekomunikasi.

Teknisi melakukan perawatan Base Transceiver Station (BTS) milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/YU
Teknisi melakukan perawatan Base Transceiver Station (BTS) milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mencetak pendapatan sebesar Rp 1,7 triliun untuk periode tiga bulan pertama tahun ini yang berakhir pada 31 Maret 2024. Dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (1/5/2024), perseroan menyampaikan pihaknya juga mencatat EBITDA sebesar Rp1,5 triliun pada periode yang sama.

Apabila kuartal pertama ini disetahunkan, maka total pendapatan dan EBITDA perseroan masing-masing mencapai Rp 6,8 triliun dan Rp 5,9 triliun.

Baca Juga

“Dengan senang hati kami melaporkan kuartal yang kuat lagi untuk pertumbuhan organik, dengan penambahan 837 penyewaan kotor yang terdiri dari 509 sites telekomunikasi dan 328 kolokasi,” kata CEO TBIG Hardi Wijaya Liong.

Hardi menambahkan, kemampuan TBIG dalam membangun infrastruktur di seluruh kepulauan Indonesia yang beragam memastikan bahwa perusahaan tersebut tetap menjadi mitra utama bagi operator telekomunikasi Indonesia.

Hingga akhir Maret 2024, TBIG tercatat memiliki 41.810 penyewaan dan 22.955 sites telekomunikasi. Sites telekomunikasi milik perseroan terdiri dari 22.838 menara telekomunikasi dan 117 jaringan DAS.

Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 41.693, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) perseroan menjadi 1,83 kali.

Adapun total pinjaman (debt) perseroan per 31 Maret 2024 (jika bagian pinjaman dalam mata uang dolar AS yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya) tercatat sebesar Rp 27,7 triliun serta total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp 627 miliar.

Dengan saldo kas yang mencapai Rp 696 miliar, perseroan mencatat total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp 27 triliun. Menggunakan EBITDA kuartal pertama 2024 yang disetahunkan, rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,6 kali.

CFO TBIG Helmy Yusman Santoso menambahkan bahwa TBIG juga terus aktif berpartisipasi di pasar pinjaman rupiah lokal dan pasar obligasi rupiah, dengan sebagian besar utang perseroan dalam denominasi Rupiah Indonesia.

Sebagai informasi, pada Februari lalu, TBIG menerbitkan obligasi VI tahap III senilai Rp 2,7 triliun dengan tenor 1 tahun dan tingkat bunga tetap 6,75 persen selama 370 hari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement