Senin 13 Jun 2022 10:42 WIB

IHSG Berpotensi Terkoreksi, Simak 4 Rekomendasi Saham Hari Ini

Analis ungkap saham INDF dan BBCA rekomendasi buy on support

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini diproyeksikan rawan terkoreksi. Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar mengatakan, secara teknikal indeks akan berada pada tren bullish apabila di atas level 6.932. Namun, indeks juga berpeluang koreksi jangka pendek.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini diproyeksikan rawan terkoreksi. Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar mengatakan, secara teknikal indeks akan berada pada tren bullish apabila di atas level 6.932. Namun, indeks juga berpeluang koreksi jangka pendek.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini diproyeksikan rawan terkoreksi. Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakaria Siregar mengatakan, secara teknikal indeks akan berada pada tren bullish apabila di atas level 6.932. Namun, indeks juga berpeluang koreksi jangka pendek.

“IHSG closing di bawah 5 day MA (7.140). Indikator MACD bullish, Stochastic divergence & weak buy power. Apabila indeks berada di atas level 6.930, maka berpeluang menuju (sebelumnya target 6.888 - 7.209 gap tercapai) next 7.234 DONE 7.355,” ujar Andri dalam risetnya, Senin (13/6). 

Andri menambahkan, range breakout indeks akan berada di level 6.932 - 7.140 dengan level resistanace 7.140/ 7.196/ 7.257/ 7.355. Sementara level support di 7.051/ 6.932/ 6.834/ 6.717. IHSG diperkirakan akan bergerak direntang 6.980 - 7.140.

Bursa saham utama Wall Street turun tajam pada Jumat lalu. Dow Jones Industrial Average ditutup melemah tajam 2,73 persen, S&P 500 terkoreksi 2,91 persen, dan Nasdaq melemah lebih dalam sebesar 3,52 persen. Amerika Serikat (AS) mencatat inflasi Mei 2022 sebesar 8,6 persen YoY, di atas ekspketasi sebesar 8,3 persen YoY. 

“Tingginya inflasi ini memicu kekhawatiran investor terhadap potensi resesi atas perekonomian AS. Yield treasury AS 2 tahun, yang paling sensitif terhadap kenaikan suku bunga rate Fed, naik mencapai di atas 3 persen, level tertinggi sejak tahun 2008,” jelas Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Leisyaputra. 

Dengan kondisi ini, investor dapat mencermati saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan rekomendasi buy on support pada target 7.450/ 7.550 dan stop loss di bawah 6.950/ 6.750. Ssaham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) direkomendasikan buy jika break di atas 1.705 dengan target 1.760/ 1.790 stop loss di bawah 1.650.

Investor juga dapat mencermati saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan rekomendasi buy di atas 6.875 pada target 7.000/ 7.050 dan stop loss di bawah 6.700. Aksi buy juga bisa dilakukan pada saham PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) di atas 2.810 target 2.880/ 2.900 dan stop loss di bawah 2.720.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement