Senin 29 Jan 2024 21:02 WIB

Sri Mulyani Kembali Tawarkan Obligasi Ritel, Tenornya Sampai 2030

ORI025T6 menawarkan imbal hasil sebesar 6,4 persen per tahun.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ahmad Fikri Noor
Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Foto: Dok Kemenkeu
Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktoral Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Ditjen PPR Kemenkeu) menggelar pembukaan masa penawaran Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI025T3 dan ORI025T6 di Bintaro Jaya Xchange Mall 1, Tangerang Selatan, Ahad (28/1/2024). Keduanya akan ditawarkan ke masyarakat selama periode 29 Januari 2023 mulai pukul 09.00 WIB sampai 22 Februari 2024 hingga pukul 10.00 WIB.

Kedua surat utang negara tersebut ditawarkan tanpa warkat dan dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Selain itu, hanya dapat diperdagangkan antarinvestor domestik atau lokal yang mengacu pada digit ketiga kode Nomor Tunggal Identitas Pemodal atau Single Investor Identification (SID).

Baca Juga

Dilansir dari keterangan resmi pada Ahad (28/1/2024), dipaparkan, imbal hasil yang ditawarkan untuk ORI025T3 sebesar 6,25 persen per tahun dan bertenor tiga tahun atau jatuh tempo 15 Februari 2027. Nilai pemesanannya antara Rp 1 juta sampai Rp 5 miliar. 

Sementara ORI025T6 menawarkan imbal hasil sebesar 6,4 persen per tahun bertenor enam tahun atau jatuh tempo 15 Februari 2030. Nilai pemesanannya antara Rp 1 juta hingga Rp 10 miliar.

Keduanya menawarkan kupon tetap yang akan dibayarkan pada 15 setiap bulannya dengan holding period satu periode pembayaran kupon. Dengan demikian kupon pertama akan dibayarkan ke masyarakat pada 15 April 2024.

Penjualan kedua surat utang tersebut dilakukan lewat 27 mitra distribusi. Hal itu meliputi BCA, BNI, CIMB Niaga, OCBC NISP, Bank Commonwealth, Bank Panin, Danamon, Bank Permata, Bank DBS Indonesia, BTN, HSBC Indonesia, UOB Indonesia, Bank Mandiri, BRI, Maybank Indonesia, Bank Victoria International, Bank Mega dan Standard Chartered Bank.

Ada pula BRI Danareksa Sekuritas dan Phillip Sekuritas Indonesia. Lalu BNI Sekuritas, Trimegah Sekuritas, Mandiri Sekuritas, Bareksa, FUNDtastic+, Bibit dan Tanamduit. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement