Rabu 14 Jun 2023 08:18 WIB

Bank Sentral Kanada Diprediksi akan Naikkan Suku Bunga Sekali Lagi

Suku bunga diproyeksikan menjadi 5 persen setelah kenaikan mengejutkan pada Mei.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Bank sentral Kanada. Bank Sentral Kanada diproyeksikan akan menaikan suku bunga lagi pada Juli 2023.
Foto: Wikimedia Commons
Bank sentral Kanada. Bank Sentral Kanada diproyeksikan akan menaikan suku bunga lagi pada Juli 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU -- Berdasarkan hasil survei Reuters kepada ekonom, Bank Sentral Kanada diproyeksikan akan menaikan suku bunga lagi pada Juli 2023. Suku bunga diproyeksikan menjadi 5,00 persen setelah kenaikan mengejutkan 25 basis poin pekan lalu.

Sebagian besar ekonom mengatakan tidak akan ada kenaikan lebih lanjut tahun ini. Hal itu menggarisbawahi perubahan tajam dalam sentimen yang berasal dari kekhawatiran inflasi tidak turun cukup cepat.

Baca Juga

Setelah menaikkan suku bunga ke level tertinggi 22 tahun sebesar 4,75 persen pada pekan lalu, Bank Sentral Kanada memastikam kebijakan moneter tidak cukup ketat. Hal itu menunjukkan kekhawatiran inflasi dapat terjebak atas target dua persen.

Inflasi tiba-tiba naik untuk pertama kalinya dalam 10 bulan menjadi 4,4 persen pada Mei 2023. Selain itu, aktivitas di pasar perumahan yang biasanya sensitif terhadap suku bunga juga sudah pulih dan menunjukkan bahwa suku bunga masih belum cukup tinggi.

"Ketika Anda melanjutkan kenaikan, Anda tidak melanjutkan untuk satu kenaikan 25 basis poin. Jika tidak, lebih baik tidak melakukan apa-apa," kata Sebastien Lavoie dari Laurentian Bank, salah satu dari sedikit ekonom yang memprediksi dengan tepat kenaikan minggu lalu. Sementara tiga dari 25 ekonom memperkirakan suku bunga saat ini akan mencapai puncaknya pada 5,00 persen atau lebih tinggi.

Ekonom di BMP Capital Markerts, Doug Porter, mengatakan pasar tenaga kerja masih sangat ketat dan pasar perumahan mulai membaik. “Itu benar-benar menimbulkan pertanyaan apakah kebijakan cukup ketat pada saat ini. Kita semua terkejut melihat betapa gigihnya inflasi yang mendasarinya,” kata Porter. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement