Sabtu 29 Apr 2023 13:22 WIB

Total Kredit Bank Danamon Capai Rp 151,8 triliun pada Kuartal I 2023

Total pendanaan Bank Danamon tumbuh sebesar dua persen (yoy) jadi Rp 138,6 triliun.

Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk., Yasushi Itagaki didampingi (ki-ka) Wakil Direktur Utama Honggo Widjojo Kangmasto, dan Executive Officer, Country Head of Indonesia, MUFG Bank, Ltd. Kazushige Nakajima.
Foto: Bank Danamon
Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk., Yasushi Itagaki didampingi (ki-ka) Wakil Direktur Utama Honggo Widjojo Kangmasto, dan Executive Officer, Country Head of Indonesia, MUFG Bank, Ltd. Kazushige Nakajima.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Danamon Indonesia Tbk mencatat total penyaluran kredit dan pembiayaan perdagangan atau tradefinance sebesar Rp 151,8 triliun pada kuartal I 2023. Menurut Direktur Utama Danamon, Daisuke Ejima dalam keterangan diterima di Jakarta, Sabtu (29/4/2023), menyebutkan capaian tersebut didukung oleh pertumbuhan di setiap segmen bisnis, termasuk PT Adira Dinamika Multifinance Tbk atau Adira Finance.

Anak perusahaan Danamon tersebubt membukukan pertumbuhan sebesar 48 persen untuk pembiayaan baru bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 33 persen. Di sisi lain, total pendanaan Bank Danamon tumbuh sebesar dua persen secara tahunan menjadi Rp 138,6 triliun.

Baca Juga

"Ini baru sebuah permulaan, kami akan terus berinovasi, mencari cara yang lebih baik dalam melayani dan memberikan solusi keuangan bagi para nasabah kami, mencapai rekor kinerja yang lebih baik, serta memperkuat kolaborasi antara MUFG dan Adira Finance sebagai satu grup," kata Daisuke.

Sementara dari sisi profitabilitas, Net Interest Margin (NIM) meningkat 50 basis poin (bps) secara tahunan dengan tren kuartalan yang stabil. Capaian tersebut menunjukkan NIM naik menjadi 8,4 persen dari yang sebelumnya sebesar 7,9 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Adapun pendapatan operasional perbankan meningkat enam persen secara tahunan menjadi Rp 4,4 triliun. Sedangkan Laba Bersih Setelah Pajak (NPAT) tercatat sebesar Rp 818 miliar, turun dari periode yang sama tahun lalu yang terdata sebesar Rp 860 miliar.

Dari segi aset, rasio pinjaman bermasalah atau Loan at Risk (LAR) BDMN yang dikelola menjadi 12,7 persen, membaik sebesar 270 bps secara tahunan. LAR BDMN juga mencakup restrukturisasi COVID-19. Penguatan kualitas aset juga terlihat dari sisi cakupan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) Coverage yang mencapai rekor tertinggi di level 254 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement