Selasa 18 Nov 2025 18:58 WIB

BGN Luncurkan SAGI 127, Kanal Pengaduan MBG yang Beroperasi 24 Jam

BGN mencatat sudah membentuk 15.267 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi.

Rep: Antara/ Red: Satria K Yudha
Wali siswa membantu menyiapkan hidangan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Pejaten Barat 01 Pagi, Jakarta Selatan, Senin (29/9/2025).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Wali siswa membantu menyiapkan hidangan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Pejaten Barat 01 Pagi, Jakarta Selatan, Senin (29/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Gizi Nasional (BGN) meluncurkan Sahabat Sentra Aduan Gizi Interaktif atau SAGI 127 sebagai kanal pengaduan 24 jam terkait Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin (18/11/2025). Langkah ini bertujuan memperbaiki mutu layanan dan memastikan pemenuhan hak gizi anak di berbagai daerah.

Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan layanan ini akan merespons keluhan publik terkait menu maupun distribusi MBG, yang selama ini banyak disampaikan melalui media sosial dan pemberitaan. Ia menegaskan sebanyak 127 petugas disiagakan penuh untuk menangani aduan dari masyarakat.

Baca Juga

Dadan menjelaskan SAGI 127 diharapkan menjadi kanal resmi yang lebih cepat dan terukur dibanding pemantauan di ruang digital. “Peluncuran ini dalam rangka memenuhi hak-hak anak Indonesia, mereka bisa mengadukan tentang menu, layanan MBG, dan lain sebagainya. Masyarakat umum juga bisa mengakses layanan ini. Pengaduan ke Sahabat SAGI akan dilayani oleh 127 orang dari BGN selama 24 jam,” ujarnya.

Menurut Dadan, keluhan mengenai variasi dan keseimbangan menu MBG merupakan isu yang sering muncul di media sosial sehingga membutuhkan respons yang lebih sistematis.

“Pasti banyak temuan di medsos, misalnya anak-anak yang meminta menu-menu tertentu dalam MBG. Oleh karena itu kita harus memberikan akses kepada seluruh masyarakat,” katanya.

Pada peluncuran tersebut, BGN juga memperkenalkan Kampanye Nasional Makan Bergizi Hak Anak Indonesia untuk memperkuat akses masyarakat terhadap pangan bergizi. Dadan menyebut jumlah penduduk diperkirakan mencapai 324 juta pada 2045, sementara sebagian besar lahir dari keluarga dengan pendidikan rata-rata sembilan tahun dan keterbatasan akses pangan berkualitas.

“Orang Indonesia masih tumbuh enam jiwa per menit, tiga juta per tahun, dan masih akan tumbuh sampai 324 juta di tahun 2045. Seperti diketahui, sebagian besar mereka lahir dari orang tua yang pendidikannya rata-rata sembilan tahun, maka tidak heran kalau 60 persen tidak punya akses terhadap menu dengan gizi seimbang dan 60 persen jarang minum susu karena tidak mampu beli susu,” ujar Dadan.

Ia menambahkan perluasan akses MBG menjadi bagian dari upaya negara memenuhi kebutuhan dasar anak. BGN mencatat sudah membentuk 15.267 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melayani lebih dari 44 juta penerima manfaat.

“Saya kira ini baru 53 persen. Kita masih harus mengejar 47 persen lagi untuk bisa menerima haknya,” kata Dadan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement