REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un meminta Partai Buruh untuk menerapkan rencana ekonomi lima tahun yang diajukan dalam kongres bulan lalu. Pengumuman ini muncul ketika Kim memimpin rapat pleno komite pusat partai pada Senin (8/2).
"Kim dengan tajam mengkritik kecenderungan pasif dan melindungi diri yang diungkap oleh badan-badan pengarah ekonomi negara dalam rangka menetapkan tujuan tahun ini," kata laporan kantor berita KCNA.
Kim menekankan perlunya memberi anggota partai sarana inovasi praktis, yang akan membantu membawa perubahan realistis dan kemajuan substansial dari tahun pertama rencana lima tahun. Kim menjabarkan tugas-tugas rinci partai tersebut untuk mencapai tujuan ekonomi melalui peningkatan produksi dan investasi besi dan baja, serta mendorong infrastruktur, transportasi, konstruksi, dan perdagangan yang lebih baik.
Kim telah berusaha untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pasokan listrik. Namun badan-badan PBB melaporkan ada kekurangan pasokan listrik di Korut dan kekurangan bahan makanan yang diperburuk oleh sanksi, pandemi Covid-19 dan banjir parah.
“Dia menunjukkan tekad dan kemauan Komite Sentral Partai untuk mengambil langkah-langkah penting guna mendorong pembangunan ekonomi dan menyediakan masyarakat dengan kondisi kehidupan yang lebih stabil dan lebih baik meskipun situasi darurat anti-epidemi terus menerus,” lapor KCNA.
Bulan lalu Kim menggelar rapat kongres yang jarang terjadi. Dalam rapat tersebut Kim mengatakan bahwa rencana ekonomi lima tahun yang dia usung sebelumnya telah gagal. Dia berharap rencana ekonomi lima tahun kali ini dapat memberikan kesejahteraan bagi rakyat.
Kim muncul untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu setelah menghadiri parade di Pyongyang. Parade tersebut tampak memamerkan rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (SLBM) bulan lalu. Korut belum melaporkan kasus virus korona yang dikonfirmasi, namun telah memberlakukan penutupan perbatasan yang ketat, pembatasan perjalanan domestik dan tindakan lain untuk mencegah wabah.