REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang Hari Raya Idul Fitri Perum Bulog terus melakukan distribusi beras ke tujuh provinsi yang mengalami defisit beras. Tujuannya agar ketersediaan dan stok beras di seluruh wilayah Indonesia dalam keadaan aman tercukupi.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh menegaskan saat ini stok beras yang dikelola Bulog mencapai 1,4 juta ton tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Oleh karena itu Bulog terus melakukan distribusi dari daerah surplus beras ke daerah yang defisit.
Ada pun ketujuh provinsi yang mengalami defisit beras yakni Kepulauan Riau, Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.
"Tugas Bulog melakukan penyebaran (stok) sehingga dalam waktu dua hari setelah dipublikasikan ada tujuh provinsi yang defisit, sudah kami laksanakan. Sekarang sudah tersedia semua," kata Tri dalam konferensi pers yang diselenggarakan oleh BNPB di Jakarta, Ahad (17/5).
Saat ini jumlah stok beras yang dikelola Perum Bulog mencapai 1,42 juta ton. Rinciannya cadangan beras pemerintah 1,32 juta ton dan beras komersial 101.364 ton.
Tri menjelaskan dalam waktu dua hari setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan ada tujuh provinsi yang mengalami defisit beras, Bulog segera melakukan distribusi agar defisit segera berkurang. Dalam melakukan distribusi, Bulog memiliki gudang yang berada di Kanwil Jawa Timur dan Jawa Barat yang didukung tersedianya pelabuhan besar. Kondisi ini cukup memudahkan dalam mengisi ketersediaan beras di daerah defisit.
"Mekanismenya, kami mempunyai minimum stok, ada sepertiga dalam gudang, sepertiga dalam perjalanan dan sepertiga dalam perjalanan di gudang pengirim, sehingga kami pastikan sebaran stok beras dalam kondisi aman," kata Tri.
Dengan musim panen padi yang masih berlangsung hingga Juni mendatang, Bulog pun terus melakukan optimalisasi penyerapan gabah produksi petani. "Untuk penyerapan gabah dan beras, saat ini Bulog masih melakukan penyerapan kurang lebih hampir 15 ribu ton per hari. Puncaknya di Juni kita berharap bisa menyerap sampai 20.000 ton per hari," kata Tri.
Tri menambahkan bahwa pada musim panen berikutnya di bulan Agustus dan September, Bulog juga terus melakukan penyerapan gabah petani. Hal itu bertujuan mempertahankan stok cadangan beras sekitar 1 juta hingga 1,5 juta ton hingga akhir Desember 2020 seperti yang ditugaskan pemerintah.
Dalam perannya melakukan stabilisasi harga di tingkat konsumen, Bulog terus melakukan operasi pasar atau kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) beras medium. Hingga saat ini Bulog telah menggelontorkan hampir 600 ribu ton beras untuk pelaksanaan operasi pasar.