Selasa 29 Jul 2025 20:49 WIB

Cerita di Balik Daya Tarik Usher di GIIAS 2025: Dibayar Lumayan, tak Cuma Jual Tampang

Usher mendapat bayaran berbeda, tergantung waktu kerja dan brand yang memakainya.

Para usher yang bertugas di salah satu stand mobil GIIAS 2025 di ICE BSD, Tangerang, Banten.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Para usher yang bertugas di salah satu stand mobil GIIAS 2025 di ICE BSD, Tangerang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) merupakan ajang pameran terbesar produsen otomotif di Tanah Air. Selain kecanggihan teknologi mobil terbaru yang menarik pengunjung pameran, gadis-gadis penjaga mobil pun menjadi daya tarik tersendiri.

Di setiap stand, selalu ada gadis berpenampilan menarik yang diharapkan mampu menarik perhatian pengunjung. Usher, sebutan gadis-gadis penjaga stand otomotif ini, biasanya sigap menyapa pengunjung yang datang. Minimal memberikan senyuman. Mereka kemudian bisa memberikan penjelasan singkat kepada pengunjung yang bertanya.

Baca Juga

Saat pengunjungnya sudah mulai tertarik, giliran para sales otomotif mengambil alih. Sebab, para sales inilah yang sangat paham lebih detil keunggulan mobil, fasilitas, maupun harga jual, mulai uang muka hingga cicilannya. Para usher adalah penyambut pertama, gate keeper bagi pengunjung yang datang.

Usher dipersepsikan berpostur menjulang, langsing, dan cantik. Pakaiannya pun mesti seksi. Padahal, tak selamanya seperti itu. Ciri-ciri tersebut bukan harga mati. Semua tergantung filosofi yang diusung brand yang menggunakaan jasa mereka.

Lusi, bukan nama sebenarnya, contohnya. Ia bekerja untuk salah satu jenama asal China. Jika disandingkan dengan para usher dari bran lain, atau bahkan rekan kerjanya sendiri, Lusi bukan yang paling "berkilau".

Namun, wajahnya ramah. Pakaiannya sopan, mirip mbak-mbak pekerja yang berseliweran di perkantoran sepanjang jalan Jenderal Sudirman atau SCBD, Jakarta. Senyum yang tak henti tersungging dari bibirnya menjadi daya tariknya. Profilnya tampaknya memenuhi syarat dari brand China tersebut.

Bukan sekadar cantik

Perkara cantik bukan nomor satu dibenarkan oleh Dudy Sulistyo. Pria yang sudah 22 tahun bergelut di bidang jasa penyediaan usher ini menyebutkan ada kriteria lain yang dibutuhkan. Sebagai koordinator, ia menetapkan seluruh talent-nya harus punya tinggi badan minimal 168 cm. Namun, Dudy juga punya penilaian lain untuk mereka yang tak sekadar mempertimbangkan paras.

"Saya akan sesuaikan tergantung brand dan mobil yang akan dijaganya. Misalnya untuk mobil Citroen yang elegan dan sporty, kita juga harus mencari usher yang sporty dan muda. Walau ada yang lebih tua dan lebih cantik, tetap lebih cocok yang masih muda," kata Dudy kepada Republika.co.id, Senin (28/7/2025).

photo
Usher di GIIAS 2025. - (Republika/Thoudy Badai)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement