REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan suntikan dana ke Perum Bulog sebesar Rp16,6 triliun membuat cadangan beras menembus rekor tertinggi.
“Cadangan beras di Bulog juga mencatatkan tertinggi dalam sejarah,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), dikutip di Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Menkeu menjelaskan investasi nonpermanen kepada Perum Bulog diberikan untuk mendorong ketahanan pangan nasional, yakni dengan memperkuat cadangan pangan serta menjaga stabilitas harga beras. Kebijakan ini, kata Sri Mulyani, memperkuat deregulasi sebelumnya yang memangkas 145 aturan dalam distribusi pupuk. Dampaknya tecermin pada peningkatan produksi beras ke 19,09 juta ton pada Januari hingga Juni 2025 atau setara kenaikan 13,2 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Dengan kinerja tersebut, maka pertumbuhan sektor pertanian agrikultur di kuartal I 2025 mencapai 10,52 persen year-on-year (secara tahunan),” ujar Sri Mulyani.
Sebelumnya, Perum Bulog menyatakan stok beras nasional mencatat rekor tertinggi sebesar 4,2 juta ton hingga pertengahan tahun 2025.
Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan 4,2 juta ton beras yang berhasil disimpan oleh Perum Bulog merupakan capaian tertinggi sejak Indonesia Merdeka, dan menjadi tonggak penting dalam misi besar menuju swasembada pangan. Dia pun memprediksi stok beras nasional akan bertambah lagi saat panen raya pada Agustus 2025 yang diperkirakan menambah stok nasional hingga 1 juta ton.
“Jadi masyarakat dijamin punya beras. Tidak ada yang perlu khawatir,” ujarnya.
Sementara itu, serapan beras Bulog hingga Juni 2025 mencapai 2,65 juta ton, hampir mendekati target 3 juta ton.
Pemerintah pun menambah target penyerapan beras dalam negeri kepada Perum Bulog sebanyak satu juta ton untuk tahun 2025 ini.
Dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025 Tentang Pengadaan dan Pengelolaan Gabah/Beras Dalam Negeri serta Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP), Bulog diminta untuk menyerap tiga juta ton beras sepanjang 2025. Dengan tambahan tugas ini, maka targetnya menjadi empat juta ton.