REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah tinginya penyerapan beras, faktor kualitas masih sering menjadi pertanyaan. Apalagi setelah berlakunya aturan penghapusan rafaksi gabah.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono diminta mengomentari hal ini. Ia menjamin Perum Bulog sangat paham bagaimana menjaga kualitas beras setelah diserap dari petani. Badan ini sudah lebih dari 50 tahun bertugas di lapangan.
"Oh kita kelola dong. Bulog kan mengelola beras enggak baru tahun ini saja, sudah 58 tahun. Jadi cara nyimpan beras supaya tetap awet, difumigasi namanya. Dirawat supaya terjaga kualitasnya, jadi enggak perlu dikhawatirkan," ujar sosok yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Bulog itu di sela-sela kunjungannya ke Sentra Penggilingan Padi (SPP) Karawang, Jawa Barat, Kamis (15/5/2025).
Ia memahami tentu tidak 100 persen berhasil. Dalam artian masih ada potensi beras busuk di gudang penyimpanan. Namun jika dibandingkan secara keseluruhan, menurut Sudaryono, volumenya relatif sangat kecil.
"Misalkan kita punya 3,7 juta ton, kemudian rusaknya 10 ton atau 50 ton, kan kecil ya. Bukan berarti kita mengecilkan arti dari beras yang adalah makanan pokok kita, bukan. Tapi secara persentasenya kan kecil sekali," ujar Wamentan.
Ia menegaskan, intinya selalu dilakukan pengecekan berkala. Ada pemisahan beras rusak dan yang berkulitas baik. Selanjutnya, yang dilempar ke masyarakat adalah beras berkualitas baik.
"Nah yang rusak itu, masyarakat tidak perlu khawatir. Itu sudah ada caranya dan tidak mungkin yang rusak itu kemudian diberikan kepada orang atau manusia," kata Sudaryono.
Sosok yang akrab disapa mas Dar ini menilai teknologi terus berkembang. Ia membandingan dengan situasi di tahun 1984 saja, masih bisa menampung 3 juta ton dengan tanpa banyak kerusahan. Apalagi di era sekarang.
"Sekarang dengan keterbukaan informasi, kemudian akses terhadap teknologi kan lebih mudah dibanding dulu. Jadi no worry lah," kata Wamentan.
Dalam kunjungan ke SPP Kawarang Sudaryono melihat proses pengolahan gabah menjadi beras. Secara keseluruhan, Bulog sudah menyerap gabah setara beras sebanyak 2,1 juta ton dari Januari-Mei 2025. Selama periode tersebut, total stok di gudang Bulog sudah 3,7 juta ton.