REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan positif pada konsumsi rumah tangga sebesar 4,97 persen di kuartal II 2025. Menggeliatnya belanja online dinilai menjadi salah satu pendorong utama meningkatnya konsumsi masyarakat.
Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2025 yang hanya tumbuh 4,87 persen, dan juga lebih tinggi dari kuartal II 2024 sebesar 4,93 persen. Padahal, pada kuartal I 2025 terdapat momen Idulfitri 1446 Hijriyah/2025 Masehi.
“Perdagangan melalui elektronik, baik e-retail maupun marketplace, tumbuh 7,55 persen secara quarter to quarter (qtq). Itu data yang baru pertama kali kami dapatkan, pertumbuhan elektronik cukup tinggi, dan ini barangkali jadi salah satu penyebabnya,” ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II 2025, Selasa (5/8/2025).
Berdasarkan catatan peristiwa domestik kuartal II 2025, BPS mengamati sejumlah indikator positif pada konsumsi masyarakat. Selain pertumbuhan transaksi online, BPS mencatat indeks penjualan eceran riil tumbuh 1,19 persen secara year on year (yoy), nilai impor barang konsumsi naik 7,60 persen (yoy), serta transaksi uang elektronik, kartu debit, dan kredit tumbuh 6,26 persen (yoy).
Namun demikian, Edy menegaskan bahwa pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal II 2025 utamanya dipicu oleh meningkatnya kebutuhan primer dan mobilitas masyarakat. “Konsumsi rumah tangga naik khususnya terkait kebutuhan dasar seperti bahan makanan dan makanan jadi, serta transportasi. Jadi apakah daya beli sudah pulih? Kami hanya menyampaikan data, memang konsumsinya demikian,” ucapnya.
Peningkatan kebutuhan makanan terjadi selama periode libur hari besar keagamaan nasional dan libur sekolah, termasuk Idulfitri, Waisak, Kenaikan Isa Almasih, dan Idul Adha. “Mobilitas masyarakat yang meningkat mendorong peningkatan konsumsi untuk transportasi dan restoran,” tambahnya.
Peningkatan mobilitas masyarakat, lanjut Edy, sejalan dengan pertumbuhan tinggi pada lapangan usaha transportasi. Berdasarkan catatan BPS, lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah jasa lainnya, jasa perusahaan, dan transportasi.
Pertumbuhan pada jasa lainnya dipicu oleh meningkatnya jumlah pengunjung tempat rekreasi seiring libur nasional, cuti bersama, dan libur sekolah. Selain itu, peningkatan jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) juga mendukung. Wisnus tumbuh 22,32 persen secara tahunan (yoy) dan 17,34 persen secara kuartalan (qtq) pada kuartal II 2025.
“Jadi mobilitas penduduk di kuartal II 2025 betul-betul sangat meningkat,” tegasnya.
Adapun pertumbuhan jasa perusahaan didorong oleh meningkatnya aktivitas agen atau biro perjalanan wisata, sedangkan sektor transportasi didukung oleh meningkatnya jumlah penumpang angkutan rel dan laut.
“Banyaknya perjalanan melalui darat yang memanfaatkan jalan tol juga ditunjukkan oleh volume transaksi di JMTO Jasa Marga yang naik 2,86 persen secara qtq dibandingkan kuartal I. Ini data dari laporan Jasa Marga,” jelas Edy.
BPS optimistis pada kuartal-kuartal berikutnya, pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan terus menguat, didorong oleh kebutuhan primer dan meningkatnya mobilitas masyarakat. “Jadi, ini yang terjadi dengan konsumsi rumah tangga kita. Mudah-mudahan ini akan terus membaik di kuartal III dan seterusnya untuk bisa mendorong perekonomian secara nasional,” ujarnya.
View this post on Instagram