REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG — Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengunjungi Sentra Penggilingan Padi (SPP) Karawang, Jawa Barat, pada Kamis (15/5/2025) siang. Ia meninjau langsung aktivitas di fasilitas tersebut.
Dalam keterangannya kepada awak media, Sudaryono menilai SPP Karawang termasuk kategori fasilitas modern. Di sela-sela pernyataannya, awak media juga dapat menyaksikan secara langsung proses pengolahan gabah menjadi beras.
“Silakan ambil dokumentasi sendiri, kegiatan pengolahan padi menjadi beras berlangsung di sini,” kata Sudaryono, yang juga menjabat Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, sejumlah petugas tampak mengenakan rompi oranye, helm kuning, dan masker, sambil mengerjakan proses yang disebutkan Wamentan. Setelah gabah diproses menjadi beras, produk tersebut dimasukkan ke dalam karung berukuran 5 kg. Empat sampai lima karung 5 kg kemudian dikemas ulang dalam satu karung besar dan ditumpuk bersama kemasan serupa hingga membentuk tumpukan tinggi.
Sudaryono mengatakan, kunjungannya ke SPP Karawang juga bertujuan memastikan kelancaran proses produksi beras. “Itu tujuan saya ke sini. Saya ingin memastikan Bulog andal dalam menyerap gabah, mengolah, hingga memasarkan hasilnya,” ujarnya.
Ia menyampaikan, banyak pihak memberikan apresiasi terhadap kinerja Bulog, terutama karena penyerapan beras sudah mencapai 2,1 juta ton, dengan stok di gudang sekitar 3,7 juta ton hingga pertengahan 2025.
“Angka ini dihitung dari Januari hingga Juni 2025. Meski menunjukkan tren positif, kita tidak boleh lengah. Konsistensi harus terus dijaga,” tegas Sudaryono.
Ia mengingatkan bahwa pujian harus menjadi pemacu, bukan membuat lengah. “Pujian itu bisa menjadi teror kalau membuat terlena. Tapi tidak, ini justru jadi semangat baru bahwa kita mampu. Asal perintah disampaikan jelas hingga ke level terbawah, kita punya SDM terbaik untuk melaksanakannya,” ujar Ketua Dewas Bulog itu.
Sudaryono juga menegaskan, pencapaian yang ada merupakan hasil kerja keras semua pihak, khususnya para petani dan tim Bulog di lapangan.