Kamis 11 Jan 2018 21:30 WIB

Mentan: 40 Ribu Hektare Lahan Terendam Banjir Selama 2017

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Foto: republika/silvy dian
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama 2017, Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman mengatakan sekitar 40 ribu hektare lahan pertanian di seluruh Indonesia terendam banjir.

Menurut Amran, dari 40 ribu lahan tersebut masih tersedia 360 ribu hektare dari 400 ribu hektare lahan. Meski begitu, lahan yang terendam banjir sudah diantisipasi oleh Kementerian Pertanian (Kementan).

"Masalah banjir itu kita sudah antisipasi, ada surplus kita 400 ribu hektare. Yang kena banjir kurang lebih itu ada 40 ribu hektare. Jadi masih dititik aman, surplus 360 ribu hektare," kata Amran di Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (11/1).

Terkait lahan yang terendam banjir tersebut, Amran mengatakan produksi maupun stok beras mencukupi. Di mana pada Desember sudah panen karena pada Oktober telah memasuki musim hujan. Oleh karena itu, pada Februari 2018 akan terjadi panen puncak dan diprediksi semakin meningkat pada bulan selanjutnya.

"Oktober hujan berarti tanamkan, berarti Desember udah panen, apalagi Januari. Kita tau kalau kondisi cuaca normal, itu panen memasuki puncak Februari karena kondisi iklim normal," kata Amran.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang diperlihatkan oleh Kementerian Pertanian, luas tanam padi selama 2017 sebesar 16,4 juta hektare. Sementara, produksi padi pada Januari 2018, diprediksi mencapai 4,5 juta ton Gabah Kering Giling (GKG). Sedangkan, ketersediaan beras mencapai 2,8 juta ton dengan konsumsi beras 2,5 ton, sehingga surplus sebesar 329, 3 ribu ton.

Terkait surplus tersebut, namun data dilapangan mengatakan bahwa harga beras naik. Dimana sebelumnya, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga beras medium pada Juli 2017 berada di level Rp 10.574 per kilogram dan meningkat menjadi Rp 10.794 per kilogram pada November di tahun yang sama. Di Januari 2018, angka ini merangkak naik menjadi Rp 11.041 per kilogram.

Menanggapi hal tersebut, Amran optimistis harga di Februari akan turun karena puncak panen akan terjadi pada Februari. Sebab, pada Februari, dari data BPS tersebut dikatakan Februari 2018, diperkirakan produksi padi sebesar 8,6 juta ton GKG, dengan ketersediaan beras mencapai 5,4 juta ton. Dari jumlah tersebut, konsumsi beras pada Februari sebesar 2,5 juta ton, maka akan terjadi surplus sebesar 2,9 juta ton.

Sementara, pada Maret 2018 diprediksi produksi padi 11,9 juta ton GKG, di mana ketersediaan beras mencapai 7,4 ton. Dengan konsumsi beras sebesar 2,5 juta ton, maka terjadi surplus 2,9 juta ton.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya