Jumat 12 May 2017 21:50 WIB

Indonesia Cari Pendanaan Infrastruktur dari KTT OBOR di Cina

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Pekerja sedang menyelesaikan pembangunan infrastruktur di Bekasi, Jawa Barat, Ahad (19\2).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Pekerja sedang menyelesaikan pembangunan infrastruktur di Bekasi, Jawa Barat, Ahad (19\2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo didampingi sejumlah menteri akan melawat ke Beijing untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) One Belt One Road (OBOR) pada 14-15 Mei. Indonesia berharap bisa mendapat pendanaan infrastruktur dari acara tersebut.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara langsung pada acara ini dikarenakan KTT OBOR merupakan kegiatan yang menghadirkan banyak investor. Harapannya, dari keikutsertaan Indonesia dalam acara tersebut, akan banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya di dalam negeri.

"Dalam konsep OBOR, kita (Indonesia) merupakan negara yang menjadi tempat strategis dari sisi kemaritiman. Tentunya ini harus diambil manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan bangsa," ujar Pramono di Istana Negara, Jakarta, Jumat (12/5).

Menurutnya, banyak negara yang telah mampu menarik investasi dari acara OBOR. Misalnya, Malaysia mampu mendapatkan sokongan dan pembangunan infrastruktur mencapai 30 miliar dolar AS. Nilai inipun mampu didapatkan oleh Filipina. Sementara Pakistan berhasil mendapatkan investasi mencapai 52 miliar dolar AS. Sedangkan Indonesia hanya mampu menarik dana sebesar 5 juta dolar AS. Angka ini sangat kecil dibandingkan dengan potensi investor dalam KTT OBOR.

Pramono menjelaskan, KTT OBOR tidak akan menghasilkan jalur sutra baru dalam perdagangan dunia. Sebab, jalur sutra ini sudah ada sejak lama. Hanya saja kegiatan seperti ini bakal berkaitan dengan perubahan konstelasi perdagangan dunia. Di sisi lain, Indonesia selama ini tidak pernah menutup untuk melakukan kerja sama dengan pihak manapun, karena yang terpenting hasil dari kerjasama tersebut memberikan manfaat bagi bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement